Ibunya, Hernawati, merupakan perempuan Minang yang berjualan nasi Padang di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok pada era 1980-an.
Kehidupan mereka dijalani di rumah kontrakan kecil yang sering kebanjiran.
Dalam sebuah wawancara, Sahroni pernah mengisahkan masa kecilnya yang harus tidur di gerobak saat ibunya berjualan.
“Saya tumbuh di jalanan Priok, penuh perjuangan. Itu yang membentuk saya sampai sekarang,” katanya.
Baca Juga: 951 Demonstran Ditangkap Aparat, Komnas HAM Buka Posko Pengaduan di Semua Titik
Dari Sopir hingga Pengusaha Sukses
Sebelum dikenal sebagai pengusaha dan politisi, perjalanan hidup Sahroni terbilang keras.
Ia pernah menjadi sopir pribadi, kru kapal pesiar, mencuci piring, hingga membersihkan kuali di restoran China Town.
Kariernya berubah ketika mulai berbisnis solar untuk kapal. Dari situ, ia membangun jaringan hingga memiliki perusahaan sendiri, bahkan dipercaya memasok bahan bakar untuk TNI Angkatan Laut.
Kesuksesan finansialnya membuat Sahroni dijuluki Crazy Rich Priok, istilah yang melekat hingga kini.
Terjun ke Politik
Setelah mapan sebagai pengusaha, Sahroni bergabung dengan Partai Nasdem pada 2013.
Setahun kemudian, ia berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI dari dapil DKI Jakarta III.
Sejak itu, karier politiknya terus menanjak. Ia kerap tampil vokal dalam isu-isu hukum, meski tak jarang juga menuai kontroversi.