Meski identitas para tersangka belum diumumkan, kasus ini kembali membuka luka lama soal rapuhnya pengelolaan bantuan sosial di Indonesia.
Dengan sikap keras yang ditunjukkan, Saifullah seakan ingin memberi sinyal bahwa Kementerian Sosial di bawah kepemimpinannya tak boleh lagi menjadi ladang bancakan.
Tantangannya tentu tidak ringan. Mengawasi miliaran rupiah anggaran bansos dengan jaringan distribusi ke seluruh pelosok negeri membutuhkan pengawasan yang ketat.
Namun, pesan Saifullah cukup jelas: setiap rupiah harus sampai ke penerima manfaat, bukan ke kantong pribadi atau korporasi nakal.
Ke depan, publik akan menunggu konsistensi langkah Saifullah. Apakah benar praktik korupsi bisa ditekan, atau hanya sekadar janji yang terulang dari satu menteri ke menteri berikutnya.
Yang pasti, publik kini punya harapan baru agar wajah Kemensos bisa kembali bersih.
Apalagi, di tengah kebutuhan bantuan sosial yang makin meningkat, kepercayaan rakyat adalah modal utama yang tidak boleh dirusak lagi.***