“Kasus ini bukan hanya soal satu orang, tapi soal sistem dan prosedur yang memungkinkan kredit sebesar itu disetujui tanpa analisis risiko memadai,” ujar salah satu pengamat.
Respons publik di media sosial pun beragam. Sebagian warganet mengecam praktik perbankan yang dinilai terlalu longgar, sementara lainnya mempertanyakan integritas direksi.
Di sisi lain, pelaku usaha berharap proses hukum dilakukan secara transparan agar tidak mengganggu kepercayaan investor terhadap iklim bisnis di Tanah Air.
Ke depan, jaksa akan melengkapi berkas perkara dan memberi ruang pembelaan bagi Iwan.
Baca Juga: Tablet Layar Lebar Harga Cuma 1 Jutaan? Lenovo Baru Ini Bikin Brand Lain Deg-Degan!
Pihak Sritex disebut tengah mempersiapkan bukti administratif dan kronologis guna mendukung posisi perusahaan.
Namun, publik tetap menuntut kejelasan akar persoalan: apakah ini murni kelalaian prosedur, kelemahan pengawasan bank, atau kombinasi keduanya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa tata kelola perusahaan dan pengawasan kredit perlu diperkuat.
Dengan kerugian negara yang mencapai triliunan rupiah, transparansi proses hukum menjadi kunci untuk memastikan bahwa keadilan tidak berhenti pada individu, tetapi menyentuh sistem yang bermasalah.***