“Kasus ini bukan hanya soal satu orang, tapi soal sistem dan prosedur yang memungkinkan kredit sebesar itu disetujui tanpa analisis risiko memadai,” ujar salah satu pengamat.
Respons publik di media sosial pun beragam. Sebagian warganet mengecam praktik perbankan yang dinilai terlalu longgar, sementara lainnya mempertanyakan integritas direksi.
Di sisi lain, pelaku usaha berharap proses hukum dilakukan secara transparan agar tidak mengganggu kepercayaan investor terhadap iklim bisnis di Tanah Air.
Ke depan, jaksa akan melengkapi berkas perkara dan memberi ruang pembelaan bagi Iwan.
Baca Juga: Tablet Layar Lebar Harga Cuma 1 Jutaan? Lenovo Baru Ini Bikin Brand Lain Deg-Degan!
Pihak Sritex disebut tengah mempersiapkan bukti administratif dan kronologis guna mendukung posisi perusahaan.
Namun, publik tetap menuntut kejelasan akar persoalan: apakah ini murni kelalaian prosedur, kelemahan pengawasan bank, atau kombinasi keduanya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa tata kelola perusahaan dan pengawasan kredit perlu diperkuat.
Dengan kerugian negara yang mencapai triliunan rupiah, transparansi proses hukum menjadi kunci untuk memastikan bahwa keadilan tidak berhenti pada individu, tetapi menyentuh sistem yang bermasalah.***
Artikel Terkait
Iwan Lukminto Klaim Kredit Diperoleh Untuk Kembangkan Usaha Sritex
Fakta Mengejutkan! Eks Dirkeu Sritex Dituding Salahgunakan Dana Kredit Bank DKI, Kejagung Ungkap Bukti Invoice Fiktif
Kredit ke Sritex Tanpa Cek Laporan Keuangan? Ini Peran 7 Tersangka di Balik Kasus Kredit Ratusan Miliar
Kerugian Negara Capai Rp1,08 Triliun, Kejagung Ungkap Dugaan Dana Kredit Bermasalah Sritex Libatkan 11 Tersangka
Mantan Bos Sritex Akhirnya Jadi Tersangka Skandal Kredit Rp1,08 Triliun, Resmi Ditahan Kejagung