Hal ini tentu menyesatkan pembeli dan menciptakan ilusi harga yang tidak wajar.
Untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani, Prasetyo menegaskan bahwa kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) masih menjadi andalan.
HPP disebut berhasil menjaga harga jual gabah agar tetap menguntungkan bagi petani.
“Alhamdulillah sekarang di masyarakat, harga gabah kering kita itu stabil,” ujarnya.
Selain HPP, pemerintah juga telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk berbagai jenis beras agar tidak terjadi lonjakan harga yang merugikan masyarakat luas.
Baca Juga: Pupuk Palsu Beredar, Kerugian Ini Nyata Bagi Petani
Namun kenyataannya, pelanggaran di lapangan masih terus terjadi.
Menjawab tantangan itu, salah satu kebijakan yang sedang diwacanakan adalah membatasi penggilingan padi hanya pada satu pihak, yaitu Bulog.
Dengan skema ini, proses penggilingan akan lebih terpantau, dan peluang manipulasi kualitas maupun kemasan bisa diminimalkan.
“Beberapa kebijakan dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian kan juga sudah berjalan,” kata Prasetyo.
Ia menyiratkan bahwa integrasi peran antarinstansi akan diperkuat agar pengawasan bisa berjalan lebih efektif.
Jika wacana ini terealisasi, Bulog akan memegang kontrol penuh dalam proses pengolahan gabah menjadi beras.
Hal ini sekaligus memperkuat posisi Bulog sebagai pemain utama dalam menjaga stabilitas pangan nasional.
Prasetyo juga memastikan bahwa saat ini harga gabah di pasar sudah sesuai dengan standar HPP dan cenderung stabil.