HUKAMANEWS - Pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang karam di Selat Bali terus berlanjut dengan mengerahkan kekuatan tambahan dari TNI Angkatan Laut.
Insiden tragis ini terjadi pada Rabu malam, 2 Juli 2025, ketika kapal yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali mengalami kebocoran di ruang mesin dan akhirnya terbalik.
Kecelakaan laut itu terjadi sekitar pukul 23.16 WIB dan menyebabkan kapal hanyut ke arah selatan, menambah tantangan bagi proses evakuasi.
Berdasarkan data sementara, total penumpang di atas kapal berjumlah 65 orang yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal, serta membawa 22 unit kendaraan.
Baca Juga: Gas 3 Kg Bakal Satu Harga Mulai 2026! Warga Pelosok Siap-Siap Dapat Harga Sama Seperti di Kota
Hingga Sabtu pagi, tercatat 31 orang telah berhasil diselamatkan, 6 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara sisanya masih dalam pencarian intensif oleh tim gabungan.
Sebagai bentuk respons cepat dan terkoordinasi, TNI AL mengerahkan dua kapal perang tambahan yaitu KRI Teluk Ende (TLE-517) dan KRI Tongkol (TKL-813) untuk memperkuat upaya pencarian dan evakuasi di wilayah perairan yang terdampak.
Selain dua KRI tersebut, pesawat patroli maritim CN-235, kapal cepat KAL Sambulungan, serta Patkamla Payaman dari Pangkalan Angkatan Laut Banyuwangi turut digerakkan ke lokasi.
Deputi Pencarian, Pertolongan dan Kesiapsiagaan BNPP/Basarnas, Laksda TNI (Purn) Ribut Eko Suyatno menjelaskan bahwa keputusan penambahan alutsista diambil setelah melalui rapat evaluasi dan koordinasi intensif bersama unsur TNI dan Basarnas.
Ia menegaskan, penambahan ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pencarian di perairan Selat Bali, khususnya area selatan yang menjadi titik utama ditemukannya korban.
Sementara itu, Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II, Laksma TNI Endra Hartono mengatakan bahwa seluruh unsur TNI AL yang terlibat tetap berada di bawah koordinasi Basarnas agar pelaksanaan operasi SAR berjalan efektif dan terarah.
“Kami bergerak dari dua titik, yakni Lanal Banyuwangi dan Lanal Denpasar. Tujuannya untuk mengepung sektor pencarian dari kedua sisi,” ujar Endra.
Lebih lanjut, Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso selaku Komandan Lanal Banyuwangi sekaligus On-Scene Coordinator (OSC), menyampaikan bahwa fokus pencarian akan diarahkan ke wilayah selatan Pulau Bali.
Menurutnya, area tersebut memiliki kemungkinan tertinggi sebagai lokasi korban, mengingat arus laut yang menyeret kapal dan temuan sebelumnya yang paling banyak berada di sektor ini.