“Kami tempatkan KRI Teluk Ende di selatan bagian timur Pulau Bali. Ini berdasarkan analisis area dengan temuan korban terbanyak kemarin,” tegas Puji Santoso.
Selain kekuatan dari TNI AL, berbagai unsur dari instansi lain juga ambil bagian dalam operasi SAR ini.
Basarnas mengerahkan dua unit Kapal Negara (KN), satu unit RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat), dan satu helikopter.
Kementerian Perhubungan melalui KPLP turut menyumbang satu unit KN, sedangkan Polairud mengerahkan satu RHIB dan satu helikopter tambahan.
Kehadiran unsur lintas instansi ini menunjukkan komitmen kuat negara dalam memastikan pencarian korban dilakukan seoptimal mungkin, termasuk untuk memberikan kejelasan bagi keluarga para korban.
Upaya penyisiran dan penyelaman terus dilakukan tanpa henti.
Dengan cuaca laut yang dinamis dan kondisi arus yang tidak menentu, misi pencarian ini membutuhkan koordinasi tinggi serta kesiapan logistik dan taktik yang matang dari seluruh unsur penyelamat.
Diharapkan dengan bertambahnya kekuatan armada laut, operasi penyelamatan bisa membuahkan hasil lebih cepat dan korban yang belum ditemukan segera teridentifikasi.
Baca Juga: Menteri UMKM Maman Abdurrahman Klaim Tak Tahu Soal Surat Pendampingan 7 Dubes untuk Istrinya
Insiden ini menambah panjang daftar tragedi pelayaran yang membutuhkan evaluasi mendalam terhadap standar keselamatan kapal penumpang di Indonesia.
Langkah penyelamatan yang kini dilakukan adalah bentuk tanggung jawab negara dalam merespons cepat musibah di laut yang mengancam nyawa banyak orang.***
Artikel Terkait
BREAKING NEWS: Kapal Ferry Tenggelam di Selat Bali, Tim SAR Kerahkan Upaya Maksimal Evakuasi Penumpang
Kapal Ferry Tenggelam di Selat Bali, Evakuasi Terkendala Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi
Dugaan Kebocoran Mesin Jadi Penyebab Tenggelamnya Kapal Ferry di Selat Bali, Tim SAR Kerahkan 9 Armada
5 Jenazah Tiba di RSUD Jembrana, Kapal KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali Picu Duka dan Misteri Tengah Malam!