Tak hanya itu, Netanyahu juga mengungkapkan bahwa IDF telah memperoleh kontrol atas wilayah udara Teheran dan menghantam berbagai target strategis yang dianggap vital bagi kekuatan militer Iran.
"Israel menyampaikan apresiasi kepada Presiden Trump atas dukungannya yang luar biasa dalam memastikan keamanan Israel dan dalam upaya menyingkirkan ancaman nuklir dari Iran," ujar Netanyahu.
Namun dari pihak Iran, respons terhadap gencatan senjata jauh lebih hati-hati.
Baca Juga: Balas Amerika Serang Uranium Milik Iran yang Ternyata Zonk, Iran Balas Pangkalan Amerika di Qatar
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan bahwa negaranya bersedia menghentikan serangan balasan, asalkan Israel menghentikan serangan udara ke wilayah kedaulatan Iran.
Sikap ini sempat memberi harapan akan meredanya konflik, tetapi semuanya berubah drastis pada Selasa pagi ketika rudal-rudal Iran kembali meluncur ke arah Israel.
Aksi itu langsung dianggap sebagai pelanggaran fatal oleh Tel Aviv dan memicu respons militer dalam waktu singkat.
Presiden Trump sendiri sebelumnya menegaskan pentingnya menjaga kesepakatan damai lewat pernyataan di media sosial Truth Social.
"Gencatan senjata kini berlaku. JANGAN MELANGGARNYA!" tulisnya.
Namun, eskalasi yang terjadi hanya beberapa jam setelah pengumuman itu menunjukkan betapa rapuhnya kesepakatan yang dibangun di tengah tensi geopolitik yang membara.
Baca Juga: Gerhana Matahari Total 2027, Langit Lima Negara Arab Akan Diselimuti Kegelapan Terpanjang Abad Ini
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Iran terkait tuduhan pelanggaran gencatan senjata maupun terhadap serangan militer Israel ke Teheran.
Kementerian Luar Negeri Iran juga belum memberikan pembaruan mengenai status perjanjian damai yang sebelumnya mereka nyatakan bersedia patuhi.
Konflik yang kembali berkobar ini membuat pertanyaan besar mencuat: apakah gencatan senjata yang digagas Trump hanyalah ilusi perdamaian semata?
Atau, mungkinkah justru konflik ini sedang memasuki fase paling berbahaya dalam sejarah ketegangan Israel–Iran?***