HUKAMANEWS - Kehadiran Indonesia dalam konklaf pemilihan Paus di Vatikan tahun ini menarik perhatian publik, terutama karena nama Kardinal Ignatius Suharyo ikut disebut-sebut sebagai peserta konklaf.
Namun, alih-alih menunjukkan ambisi, Kardinal asal Jakarta ini justru merespons isu tersebut dengan nada santai dan rendah hati.
Konklaf sendiri merupakan momen penting dalam Gereja Katolik, di mana para kardinal dari berbagai negara berkumpul secara tertutup untuk memilih pemimpin baru Gereja sekaligus Kepala Negara Vatikan.
Dalam suasana yang biasanya penuh spekulasi dan ketegangan, komentar dari Kardinal Suharyo membawa nuansa berbeda.
Ia mengungkapkan bahwa peluang dirinya untuk terpilih sebagai Paus sangat kecil, bahkan menyebutnya secara humoris dengan angka “nol koma nol persen”.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan, Michael Trias Kuncahyono, dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.id.
Trias mengisahkan momen ketika Kardinal Suharyo tertawa ringan saat ditanya soal peluangnya menjadi Paus.
Respons itu menurutnya menunjukkan sikap rendah hati sekaligus kebesaran jiwa dari perwakilan Indonesia tersebut.
Meski merasa kecil peluangnya, Kardinal Suharyo tetap menjalani proses konklaf dengan semangat kebersamaan dan penuh dedikasi.
Trias juga menekankan bahwa semangat solidaritas di antara para kardinal menjadi hal penting dalam konklaf ini.
Semua peserta sepakat untuk mendukung siapapun yang terpilih nantinya, tanpa melihat asal negara atau wilayah.
Hal ini mencerminkan nilai utama dalam Gereja Katolik yang menempatkan persatuan di atas kepentingan individu atau kebangsaan.
Konklaf kali ini sendiri dijadwalkan berlangsung mulai Rabu (7/5/2025) pukul 16.30 waktu Vatikan, atau sekitar pukul 21.30 WIB.