Kontroversi vasektomi ini menunjukkan pentingnya diskusi terbuka yang melibatkan berbagai perspektif, baik medis, hukum, sosial, hingga agama.
Tanpa itu, kebijakan berisiko menjadi instrumen kekuasaan, bukan sarana menciptakan kesejahteraan bersama.
Apakah pendekatan ekstrem seperti ini benar-benar solusi bagi kemiskinan struktural? Atau justru membuka babak baru dalam praktik diskriminasi kebijakan? Masyarakat berhak mendapatkan jawaban yang transparan dan berpihak.
Apakah menurut kamu kebijakan semacam ini adil dan tepat sasaran?***