nasional

Macet 8 Kilometer di Tanjung Priok, Sopir Truk Tercekik Biaya Parkir Rp17.500 Sekali Masuk

Minggu, 20 April 2025 | 07:07 WIB
Kemacetan 8 km di Tanjung Priok bikin sopir truk kelimpungan. Biaya parkir mahal jadi sorotan utama publik. (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS - Kemacetan parah kembali menghantui kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang dikenal sebagai jalur nadi logistik nasional.

Kamis pagi, 17 April 2025, antrean kendaraan mengular sepanjang delapan kilometer dari kawasan Sungai Bambu hingga ke gerbang pelabuhan.

Pemandangan ini bukan cuma soal kemacetan biasa, tapi juga menjadi gambaran carut-marutnya pengelolaan transportasi dan infrastruktur logistik di pelabuhan terbesar Indonesia.

Ironisnya, sopir truk yang terjebak macet masih harus membayar parkir hingga Rp17.500 sekali masuk, tanpa tahu pasti kemana uang itu dialirkan.

Baca Juga: Viral Tudingan Lisa Mariana ke Ridwan Kamil, Kini Balik Dilaporkan dan Terancam Hukuman Penjara 12 Tahun Atas Pasal UU ITE Berlapis

Situasi ini pun menyulut kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

Wakil Ketua MTI, Djoko Setijowarno, menyebut kemacetan ini sebagai salah satu yang paling buruk dalam sejarah Tanjung Priok.

Menurut Djoko, penyebab utama kemacetan bukan sekadar tingginya volume kendaraan, tapi juga ketidakseimbangan pembangunan antara sisi laut dan sisi darat pelabuhan.

Saat kapasitas sisi laut terus diperluas demi melayani kapal-kapal besar, sisi darat justru stagnan dan minim pembenahan.

Fasilitas dasar seperti lahan parkir truk, toilet umum, hingga zona penyangga (buffer zone) kini nyaris tak tersedia secara layak.

Baca Juga: Usai Hercules Lawat ke Kediamannya, Kini Jokowi Terima Rombongan Sespimen Polri, Mau Unjuk Kekuatan Usai Digeruduk Ijazah Palsu?

“Sekarang hampir tidak ada lagi area penyangga, semuanya sudah jadi permukiman dan ruko,” ujar Djoko.

Akibatnya, truk-truk kontainer kesulitan bergerak, terutama saat harus keluar-masuk pelabuhan di tengah kepadatan yang semakin sempit ruang geraknya.

Masalah makin pelik saat melihat ketergantungan pelabuhan terhadap moda transportasi jalan raya.

Padahal di masa lalu, Tanjung Priok memiliki jaringan rel kereta api yang terintegrasi langsung ke kawasan industri.

Halaman:

Tags

Terkini