Menurut kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), hilal dapat terlihat jika memiliki ketinggian minimal 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.
Dengan posisi hilal yang masih berada di bawah syarat imkanur rukyat, maka ada kemungkinan Lebaran Idulfitri 1446 H baru akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Sidang Isbat: Proses Ilmiah dan Syiar Islam
Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Abu Rokhmad, menekankan bahwa meskipun hasil hisab menunjukkan hilal masih di bawah ufuk, rukyat tetap menjadi bagian penting dalam proses penentuan awal bulan hijriah.
Menurutnya, sidang isbat bukan sekadar formalitas, melainkan bukti nyata bahwa Islam mengedepankan ilmu pengetahuan dalam menentukan waktu ibadah.
Baca Juga: Istirahat Cukup dan Jaga Kebersihan Jadi Kunci Pemudik Tetap Sehat
"Ada yang bertanya, kenapa harus repot-repot kalau sudah jelas hasilnya? Justru di sini letak tantangannya. Ini bukan soal hasil semata, tapi soal proses, soal pembuktian ilmiah, dan soal syiar Islam," ujar Abu Rokhmad, Kamis (27/3/2025), dikutip dari laman resmi Kemenag.
Sidang isbat menjadi bukti sinergi antara ilmu pengetahuan dan tradisi keagamaan.
Masyarakat diimbau untuk menunggu hasil resmi dari pemerintah guna memastikan pelaksanaan Idulfitri secara serempak dan sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan.***