HUKAMANEWS – Nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Situasi ini memicu kekhawatiran berbagai pihak, mengingat pelemahan kurs bisa berdampak luas terhadap perekonomian nasional.
Para ekonom menyoroti faktor eksternal dan internal sebagai penyebab utama dari tren negatif ini.
Ketegangan geopolitik global, terutama perang dagang antara Amerika Serikat dan beberapa mitra dagangnya, menjadi faktor eksternal yang mendorong pelemahan rupiah.
Baca Juga: Grab Akui Tak Mampu Berikan Bonus Hari Raya ke Semua Mitra, Ini Alasannya
Sementara itu, di dalam negeri, ketidakpastian politik dan kebijakan yang kurang tegas turut memperburuk kondisi.
Dengan kombinasi faktor ini, banyak pihak mulai mempertanyakan, apakah Indonesia akan kembali mengalami krisis ekonomi seperti tahun 1998?
Faktor Global: Ancaman dari Perang Dagang
Salah satu pemicu utama pelemahan rupiah adalah meningkatnya ketegangan dalam hubungan dagang Amerika Serikat dengan beberapa negara besar lainnya.
Kebijakan tarif tinggi yang diterapkan AS menimbulkan sentimen negatif di kalangan investor global.
Investor cenderung menarik modalnya dari negara berkembang seperti Indonesia dan memilih aset yang lebih stabil.
Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS meningkat, sementara nilai rupiah tertekan.
Menurut Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, fenomena ini sangat memengaruhi kestabilan kurs rupiah.
“Ancaman perang dagang dan kebijakan tarif dari AS menimbulkan sentimen negatif bagi investor global. Mereka cenderung keluar dari pasar negara berkembang seperti Indonesia, sehingga rupiah terus melemah,” ujarnya.
Artikel Terkait
Ngabuburit Kok di Pinggir Jalur Rel Kereta Api, Bisa Dipidana Atau Denda 15 Juta Rupiah
Sudah Dipagari Barcode, BBM Bersubsidi Tetap Bocor, Negara Rugi Empat Milyar Rupiah Lebih
Tindak Penipuan Keuangan di Bali Tinggi, Buktinya OJK Berhasil Selamatkan Dana Masyarakat Milyaran Rupiah
Potensi Zakat Tahun Ini Capai 8 Triliun Rupiah, BAZNAS Sebut Mampu Sejahterakan Rakyat
Gerakan Puasa Energi di Bulan Ramadan Berhasil Hemat 59.063 Jam & Selamatkan Puluhan Juta Rupiah