Banyak pihak mendesak Presiden Prabowo untuk segera mengganti menteri yang dinilai tidak kompeten.
Namun, langkah ini tentu harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk stabilitas politik dan kemampuan pengganti dalam menjalankan tugas.
Dalam 100 hari pertama, evaluasi kinerja kabinet menunjukkan bahwa ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Nama-nama seperti Natalius Pigai, Budi Arie, dan Bahlil Lahadalia menjadi bukti bahwa pembenahan perlu dilakukan.
Wacana reshuffle bisa menjadi langkah strategis, tetapi eksekusinya harus tepat agar pemerintahan tetap berjalan efektif.
Bagi publik, harapan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran tetap tinggi. Semua pihak tentu berharap evaluasi ini menjadi momentum untuk perubahan yang lebih baik.***