“Dalam satu kantong, bisa jadi terdapat bagian tubuh dari beberapa individu,” kata Ahmad.
Proses pencocokan data Ante Mortem dan Post Mortem membutuhkan waktu satu hingga dua pekan.
Kesulitan lainnya adalah kondisi barang bukti yang sulit dianalisis di laboratorium DNA.
Meski begitu, RS Polri memiliki fasilitas lengkap untuk mendukung proses identifikasi.
“Kami memiliki sarana dan prasarana yang memadai, tapi pendalaman data Ante Mortem menjadi tantangan,” jelasnya.
Ahmad Fauzi juga mengingatkan bahwa jumlah korban bisa bertambah seiring berjalannya waktu.
Ada kemungkinan korban lain belum dilaporkan oleh keluarga karena ketidaktahuan.
Dalam tragedi ini, kolaborasi antara tim DVI, keluarga korban, dan masyarakat sangat diperlukan.
Pihak RS Polri terus berupaya memberikan kepastian bagi keluarga yang kehilangan.
Dengan proses identifikasi yang teliti, diharapkan korban dapat segera teridentifikasi.
Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran terhadap keselamatan di ruang publik.
Semoga upaya ini membawa titik terang bagi semua pihak yang terdampak tragedi ini.***