Tragedi Kebakaran Glodok Plaza, 14 Orang Masih Dinyatakan Hilang, Pemprov DKI Janjikan Bantuan Maksimal untuk Korban

HUKAMANEWS - Musibah kebakaran yang melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat, menyisakan duka mendalam bagi masyarakat.

Hingga kini, proses pencarian korban terus berlangsung, diiringi harapan besar dari keluarga yang menunggu kabar orang tercinta.

Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menjelaskan bahwa tim penyelamat sedang berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang masih hilang.

Dalam situasi seperti ini, perhatian publik tertuju pada bagaimana upaya pemerintah memberikan bantuan konkret kepada para korban dan keluarganya.

Baca Juga: TikTok Terancam Diblokir! Keputusan Mahkamah Agung Bikin 170 Juta Pengguna di AS Waswas

Musibah ini tak hanya meninggalkan kerugian material, tetapi juga menyisakan trauma mendalam bagi para korban.

Oleh karena itu, pemerintah memastikan adanya pendampingan psikologis dan bantuan administratif, termasuk dukungan untuk klaim asuransi.

Semangat gotong royong menjadi elemen penting dalam mengatasi bencana ini, menunjukkan bahwa solidaritas masyarakat Jakarta tak pernah padam.

Teguh Setyabudi menegaskan bahwa pencarian korban di Glodok Plaza akan berlangsung selama tujuh hari, sesuai dengan protokol standar penanganan bencana.

Baca Juga: Presiden, Mendikbud Coba Dengarkan Keluhan Nelangsa Dosen ASN, Merasa Dianaktirikan dan Tak Dibayarkan TUKIN Sejak Tahun 2020

Namun, jika diperlukan, durasi tersebut bisa diperpanjang dengan mempertimbangkan situasi di lapangan.

Dalam keterangannya di lokasi pada Sabtu (18/1/2025), Teguh menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah menemukan seluruh korban dan memberikan bantuan yang diperlukan oleh keluarga mereka.

Pencarian Tak Kenal Lelah di Tengah Situasi Sulit

Hingga saat ini, tujuh korban telah ditemukan dan tengah diidentifikasi di RS Polri Kramat Jati. Sementara itu, empat belas orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Baca Juga: Sawit RI Menang Telak di WTO! Indonesia Buktikan Sawitnya Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata oleh Uni Eropa