"Apakah kompleksitas kasus ini begitu tinggi? Ataukah ada campur tangan elite yang mengarah pada penghindaran tanggung jawab?" ungkap Azmi.
Ia bahkan mencurigai, kasus ini sengaja dibuat berlarut-larut untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu lain yang lebih sensitif.
"Seperti sebuah sirkus, kasus ini mungkin digunakan untuk menutupi potensi kegaduhan publik atas perkara lain," tegas Azmi.
Di tengah dinamika ini, masyarakat menjadi korban ketidakpastian hukum.
Baca Juga: Stop Bullying, Ribuan Mahasiswa PPDS Fakultas Kedokteran UNDIP Ikut Program ESQ
Azmi menegaskan, masyarakat membutuhkan kepercayaan terhadap hukum sebagai penjaga harapan keadilan.
"Sayangnya, kini masing-masing pihak seperti saling menahan agar tidak saling mengganggu," pungkasnya.
Kasus Firli Bahuri bukan hanya soal hukum, tapi juga soal kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan.
Di balik labirin gelap ini, publik berharap ada cahaya keadilan yang benar-benar hadir, bukan hanya menjadi permainan segelintir pihak. ***