Di satu sisi, strategi ini bisa membantu Pramono-Rano menggaet pemilih dari kubu netral atau simpatisan Anies Baswedan.
Namun, di sisi lain, langkah ini berpotensi melemahkan dukungan dari basis PDIP sendiri, yang menginginkan pasangan ini lebih tegas menunjukkan identitas politik mereka.
Dalam politik, kesan sering kali menjadi lebih penting daripada fakta.
Baca Juga: Momen Hangat di Dingin London, Presiden Prabowo Beri Perhatian Khusus kepada Sri Mulyani
Dengan semakin dekatnya hari pencoblosan, bagaimana pasangan Pramono Anung-Rano Karno memanfaatkan strategi ini akan menentukan apakah langkah tersebut benar-benar efektif, atau justru menjadi bumerang yang merugikan mereka.
Dengan persaingan yang semakin ketat, hanya waktu yang akan menjawab apakah strategi ini berhasil memenangkan hati pemilih, atau justru membuka jalan bagi pasangan lain seperti Ridwan Kamil-Suswono untuk tampil sebagai pemenang.***