Di satu sisi, strategi ini bisa membantu Pramono-Rano menggaet pemilih dari kubu netral atau simpatisan Anies Baswedan.
Namun, di sisi lain, langkah ini berpotensi melemahkan dukungan dari basis PDIP sendiri, yang menginginkan pasangan ini lebih tegas menunjukkan identitas politik mereka.
Dalam politik, kesan sering kali menjadi lebih penting daripada fakta.
Baca Juga: Momen Hangat di Dingin London, Presiden Prabowo Beri Perhatian Khusus kepada Sri Mulyani
Dengan semakin dekatnya hari pencoblosan, bagaimana pasangan Pramono Anung-Rano Karno memanfaatkan strategi ini akan menentukan apakah langkah tersebut benar-benar efektif, atau justru menjadi bumerang yang merugikan mereka.
Dengan persaingan yang semakin ketat, hanya waktu yang akan menjawab apakah strategi ini berhasil memenangkan hati pemilih, atau justru membuka jalan bagi pasangan lain seperti Ridwan Kamil-Suswono untuk tampil sebagai pemenang.***
Artikel Terkait
Jakarta Pilkada 2024, Gimmick Ketiga Cagub, Siapa yang Berani Tampil dengan Solusi Nyata Bukan Janji Manis?
Jelang Pilkada 2024, Jokowi Peringatkan TNI, Stabilitas Negara dalam Genggaman, Jangan Sampai Ada Riak!
Melonjak! Jelang Masa Tenang Pilkada 2024 Pelanggaran APK di Jakarta Barat Naik Dua Kali Lipat, Begini Tindakan Bawaslu
Pengamat Politik Sebut Kunjungan Pram Rano ke Kediaman Anies Baswedan Bisa Dongkrak Suara Elektabilitas di Pilkada 2024
Tak Lagi Berpikir Rasional Pilkada 2024 Makan Korban, Saksi dari Pasangan Jimat Sakteh Tewas Dibacok di Sampang Madura