HUKAMANEWS - Impor komoditas memang jadi isu panas yang selalu menarik perhatian, terutama bagi petani, peternak, dan nelayan kita yang hidupnya makin tertekan.
Agus Sulistriyono, CEO Promedia, dengan tegas menyuarakan kritikan pedas terhadap kebijakan impor yang menurutnya hanya menguntungkan segelintir pihak dan menekan kelompok kecil yang seharusnya dilindungi.
Dalam pandangannya, langkah-langkah pro-rakyat harus segera diambil jika pemerintah, terutama di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran, benar-benar serius mendukung kemandirian pangan dan kesejahteraan rakyat kecil.
Agus mengingatkan, jika kebijakan impor terus dibiarkan tanpa pengendalian, maka harga komoditas lokal seperti beras, sapi, dan domba akan semakin terpuruk.
“Kalau harga di petani saja jatuh, siapa yang mau tanam padi lagi?,” ungkapnya dalam nada penuh keprihatinan.
Lalu, apa artinya swasembada yang selama ini digembar-gemborkan? Hanya sekadar jargon tanpa aksi nyata?
Menurut Agus, jika benar-benar ingin berpihak pada petani, peternak, dan nelayan, maka langkah pertama yang harus diambil adalah menghentikan atau setidaknya mengurangi impor.
Baginya, kebijakan impor yang terlalu longgar telah menenggelamkan harga komoditas lokal, sehingga para produsen dalam negeri kesulitan bersaing di pasaran.
1. Stop atau Kurangi Impor Beras
Menurut Agus, omong kosong bicara swasembada beras jika harga beras di tingkat petani sangat murah. “Siapa yang mau tanam padi kalau terus-terusan merugi?
Petani kita juga butuh keuntungan, bukan sekadar kerja keras tanpa hasil,” tegas Agus. Jika pemerintah serius ingin mewujudkan swasembada, kebijakan ini harus diperbaiki.