HUKAMANEWS - Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan suhu yang signifikan pada tahun 2025, menurut proyeksi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa suhu rata-rata bulanan di wilayah Indonesia akan mengalami kenaikan anomali suhu antara +0,3 hingga +0,6 °C dari kondisi normalnya.
Periode puncak suhu ini diproyeksikan terjadi antara Mei hingga Juli 2025, dengan peningkatan sekitar 0,4°C lebih tinggi dari rata-rata selama tiga dekade terakhir (1991-2020).
Baca Juga: Denny Cagur Diduga Terjerat Promosi Judi Online, Polda Metro Jaya Usut Tayangan Videonya yang Viral
"Ini lebih hangat dibandingkan dengan normalnya," ujar Dwikorita dalam Konferensi Pers Climate Outlook 2025 yang disiarkan secara daring.
Beberapa wilayah yang diprediksi akan merasakan kenaikan suhu paling ekstrem antara lain adalah Sumatra bagian selatan, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wilayah-wilayah ini dianggap rentan terhadap suhu panas yang berpotensi mengganggu berbagai aktivitas masyarakat.
Baca Juga: Tantangan Generasi Emas, Meluaskan Perspektif dan Memahami Geopolitik
Cuaca di Indonesia sangat dipengaruhi oleh dinamika atmosfer dan kondisi di samudra serta benua yang mengelilingi negara ini.
Dwikorita menjelaskan bahwa cuaca di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor dari Samudra Pasifik atau Hindia, tetapi juga oleh pengaruh dari ekuator, termasuk fenomena gelombang ekuator dan MJO (Madden-Julian Oscillation).
"Kondisi ini penting sebagai pegangan untuk menyusun perencanaan satu tahun ke depan," imbuhnya, menyoroti pentingnya antisipasi dan penyesuaian dalam berbagai sektor, baik di bidang ekonomi, pertanian, maupun energi.
Kenaikan Suhu: Imbas Krisis Iklim yang Kian Nyata
Peningkatan suhu di Indonesia merupakan bagian dari dampak krisis iklim global.
BMKG mencatat, suhu global telah mengalami peningkatan rata-rata hingga 1,45 °C di atas suhu pra-industri pada periode 1850-1900.