Jika ini terus terjadi, jangan heran kalau suatu hari nanti, Indonesia hanya akan menjadi negara demokrasi di atas kertas tanpa substansi.
Selain Din Syamsuddin, sejumlah tokoh lainnya juga mengecam keras kejadian ini. Refly Harun, seorang pakar hukum tata negara yang turut hadir dalam diskusi, menyatakan bahwa insiden ini adalah bentuk nyata dari ancaman terhadap kebebasan berbicara di Indonesia.
"Ini bukan hanya soal pembubaran diskusi, ini soal bagaimana kita menghargai kebebasan berbicara dan berdemokrasi," katanya.
Baca Juga: TOP 7 Rekomendasi Modem 4G Terbaik untuk Internetan Gak Pake Lama
Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Refly. Insiden ini tidak hanya sekadar perusakan fisik, tetapi juga perusakan terhadap kebebasan berdemokrasi yang kita perjuangkan selama bertahun-tahun.
Akankah hal ini diusut tuntas oleh pihak berwajib? Ataukah kasus ini hanya akan jadi catatan hitam dalam sejarah kebebasan berbicara di negeri ini?
Kita tunggu saja, sambil berharap bahwa peristiwa serupa tak akan lagi terulang di masa mendatang.***