Diskusi FTA di Kemang Ricuh Gara-Gara Sekelompok Orang Diduga Preman, Dibubarkan dengan Brutal, Din Syamsuddin Kecam Polisi Diam Saja

photo author
- Minggu, 29 September 2024 | 06:35 WIB
Diskusi FTA di Kemang ricuh, massa merusak properti. Din Syamsuddin kecam aksi brutal dan polisi yang tak bertindak tegas. (Foto: Tangkapan Layar Video di X/CoverBothSide.com)
Diskusi FTA di Kemang ricuh, massa merusak properti. Din Syamsuddin kecam aksi brutal dan polisi yang tak bertindak tegas. (Foto: Tangkapan Layar Video di X/CoverBothSide.com)

Memang, tindakan aparat ini patut dipertanyakan. Di negara yang mengaku demokratis, peristiwa seperti ini jelas mempermalukan wajah demokrasi itu sendiri.

Jika di sebuah hotel elit di Jakarta saja massa bisa seenaknya bertindak anarkis, bagaimana nasib kebebasan berekspresi di daerah-daerah lain?

Din Syamsuddin tak segan mengkritik keras tindakan anarkis yang dilakukan oleh massa serta ketiadaan sikap dari pihak berwajib.

Ia menilai insiden ini sebagai salah satu bukti dari praktik-praktik demokrasi yang buruk di bawah pemerintahan saat ini.

Baca Juga: Ada Apa Sih dengan Polisi, Preman Acak-acak Diskusi Dispora dan Bubarkan Aksi Global Climate Polisi Cuma Diam?

“Ini mencerminkan praktik buruk demokrasi di bawah rezim Presiden Jokowi. Kami berharap di masa mendatang, di bawah Presiden Prabowo Subianto, hal seperti ini tidak terulang,” ujar Din dengan tegas.

Pernyataan Din ini tentu menjadi sorotan tersendiri, mengingat bagaimana ia secara langsung menyalahkan rezim Jokowi atas situasi ini.

Apakah insiden ini benar-benar akibat dari kebijakan yang kurang tegas, atau hanya karena aparat yang kurang tanggap di lapangan?

Atau mungkin, ini justru adalah simbol dari semakin besarnya tekanan pada kebebasan berbicara di negeri ini?

Baca Juga: Diskusi Tokoh di Kemang Ricuh! Ada 10 Orang Ngamuk Bikin Kacau, Polisi Siap Tangkap Dalang di Balik Aksi Nekat Ini!

Diskusi di Kemang yang berujung ricuh ini tentu menimbulkan pertanyaan lebih luas tentang masa depan demokrasi di Indonesia.

Di satu sisi, kita ingin melihat kebebasan berpendapat tetap terjaga dan dihormati. Namun di sisi lain, kejadian seperti ini bisa menjadi preseden buruk.

Bayangkan, jika kelompok-kelompok yang tidak setuju dengan sebuah pandangan politik bisa dengan mudah membubarkan diskusi hanya dengan aksi brutal, apa yang akan terjadi pada kebebasan berpendapat di masa depan?

Baca Juga: Sebelum Masuk dan Bubarkan Diskusi, Preman Ini Terciduk Mesra Berangkulan ke Polisi Bahkan Cium Tangan

Yang jelas, tindakan brutal seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Demokrasi bukan sekadar soal siapa yang berkuasa, melainkan soal bagaimana semua pihak bisa berdiskusi, berdebat, dan mengutarakan pandangan mereka tanpa rasa takut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Youtube

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X