Kita semua tahu, PDIP punya beberapa kader yang doyan lempar kritik, nggak peduli apakah kritik itu mengarah ke lawan politik atau malah ke calon sekutu mereka sendiri.
Ujang menegaskan bahwa, jika PDIP benar-benar gabung, nggak ada ruang lagi untuk kader-kader seperti ini.
"Ketika ada banyak kader tidak tertib, itu bukan hanya merugikan PDIP, tapi juga Prabowo-Gibran," kata Ujang.
Baca Juga: Samsung Galaxy S24 Kini Lebih Terjangkau! Segera Dapatkan Promo Spesialnya!
Intinya, PDIP harus disiplin kalau mau masuk koalisi. Kalau ada kader yang masih berulah, mekanismenya harus jelas.
Mereka bisa dipanggil atau diingatkan untuk nggak asal nge-gas, terutama terhadap pemerintahan yang mereka dukung.
Ujang menggunakan analogi yang pas banget, "Masa tinggal di rumah justru membakar rumah itu?"
Nah, kalau rumah politik PDIP sudah bergabung dengan pemerintah, nggak mungkin dong mereka malah merusak dari dalam.
Pengamat politik lain, Selamat Ginting, juga punya pandangan yang nggak jauh beda.
Menurutnya, PDIP punya kans kuat bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, apalagi melihat kedekatan antara Prabowo dan Megawati.
Tapi, Ginting juga melihat adanya potensi dualisme dalam tubuh PDIP.
“PDIP akan memainkan dua peran: sebagai pengkritisi dan sebagai pendukung. Ini taktik yang cerdas untuk tetap menjaga soliditas partai,” kata Ginting.
Dengan kata lain, PDIP bakal memainkan peran ganda. Di satu sisi, mereka akan terus menjaga citra kritis mereka, tapi di sisi lain, mereka juga akan memberi dukungan strategis pada pemerintah.