HUKAMANEWS - Kasus bullying di lingkungan sekolah seolah tidak ada habisnya, dan kali ini salah satu yang menjadi sorotan adalah peristiwa mengerikan yang menimpa RE, seorang siswa berusia 16 tahun di SMA Bina Nusantara (Binus) Simprug, Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan bersama Komisi III DPR RI, RE dengan penuh keberanian menceritakan pengalaman pahitnya yang tak hanya merusak fisik, namun juga mentalnya.
Ia mengaku diperlakukan lebih rendah dari manusia, "seperti binatang."
Dalam pertemuan di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, RE dengan lantang membeberkan perlakuan tidak manusiawi yang diterimanya di sekolah.
Ia mengungkapkan bahwa salah satu pelaku bully adalah anak seorang tokoh besar, seorang ketua partai yang terkenal di negeri ini.
Sebuah ancaman tak tertulis muncul di hadapan RE, sebuah ultimatum bahwa ia tak boleh melawan atau menentang kelompok tersebut.
“Lu jangan macam-macam sama kita, lu mau nyaman sekolah di sini, lu harus bisa ngelayanin kita semua,” ungkap RE menirukan intimidasi dari pelaku bully.
Mungkin kalian berpikir, ini hanya sekadar "gertakan" remaja, tapi kenyataannya tidak.
Ketika seseorang mulai menggunakan status keluarganya—apalagi anak pejabat—untuk menekan orang lain, ini bukan lagi sekadar bully biasa.
Ini adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang membuat korban seperti RE tak berdaya.
Baca Juga: Perbandingan Huawei Pura 70 Pro vs Pura 70 Ultra, Pilih yang Mana Buat Upgrade Gadget Kamu?
Dalam situasi ini, jelas ada ketidakseimbangan kekuatan, dan RE harus menghadapi tekanan mental yang begitu besar.
Tidak berhenti di sana, RE juga menyebutkan bahwa salah satu pelaku bullying itu adalah anak dari seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bahkan ada pula yang ayahnya seorang hakim di Mahkamah Konstitusi (MK).