Bukan rahasia lagi kalau status sosial kerap dijadikan senjata untuk mendominasi, dan dalam kasus ini, intimidasi dari para anak pejabat ini pun sudah berlangsung secara verbal secara intens.
“Bapak mereka DPR, bapak mereka MK. Mereka sering ngomong begitu ke saya, seolah-olah status mereka membuat mereka kebal hukum. Saya dihina setiap hari, bahkan mental saya dihancurkan tanpa henti,” ungkap RE.
Dengan nada sedih, ia juga bercerita bahwa setiap kali ia meminta untuk tidak diganggu, ia malah dihina dan ditertawakan.
Bahkan sampai pada titik yang sangat menyakitkan di mana ia disebut “banci” dan “orang kampung bau sampah.”
Bayangkan saja, setiap pagi saat hendak masuk kelas, RE harus menahan diri dari cemoohan yang datang bertubi-tubi.
Bahkan sebelum bel sekolah berbunyi, ia sudah dijadikan bahan tertawaan di depan lift sekolah.
Siapa yang sanggup menjalani hari dengan mental sehat di bawah perlakuan seperti ini?
Momen yang paling menyayat hati adalah ketika RE berkata bahwa ia hanya ingin membanggakan kedua orangtuanya.
“Gue di sini cuma mau ngebanggain papa sama mama gue. Tolong jangan ngeganggu gue,” ucapnya dengan suara penuh harapan.
Namun harapan itu kandas, karena tak ada simpati yang datang dari pelaku bully.
Alih-alih mendapatkan pengertian, ia malah semakin diserang dengan hinaan-hinaan yang lebih tajam.
Kasus seperti ini menimbulkan pertanyaan besar: apa yang salah dengan dunia pendidikan kita?
Artikel Terkait
Heboh! Dugaan Kasus Perundungan di SMA Binus School Serpong Melibatkan Anak Artis, Netizen Ramai Spekulasi Vincent Rompies
Tak Hanya Anak Artis Vincent Rompies, Pelaku Bullying di SMA Binus BSD Juga Ada Anak Jurnalis Kondang
Kasus Perundungan di SMA Binus School Serpong, 4 Tersangka Ditetapkan, 8 Anak Berkonflik Dengan Hukum Terlibat dengan Ancaman 7 Tahun Penjara
Ini Faktanya! Korban Perundungan di SMA Binus Simprug Cerita Pengalaman Pahit, Dilecehkan Anak-Anak Pejabat