"Saya kira, pengangkatan Gus Ipul akan memudahkan pekerjaan di Kementerian Sosial. Meskipun hanya tinggal 1,5 bulan, tetapi itu penting," ujar Jokowi.
Pemilihan Saifullah Yusuf juga memperlihatkan bagaimana pemerintahan Jokowi berusaha mencari sosok yang sudah memahami birokrasi dan tanggung jawab kementerian.
Pengalaman Gus Ipul sebagai mantan menteri menjadi modal besar dalam menjalankan tugas selama sisa masa jabatan ini, sehingga tak perlu waktu lama untuk beradaptasi.
Dalam situasi mendesak seperti ini, kecepatan dan efisiensi menjadi hal yang utama.
Selain itu, pengangkatan Gus Ipul juga dianggap strategis karena mampu memberikan keputusan-keputusan penting yang menyangkut masyarakat secara lebih tepat waktu.
Sebagai tokoh yang dikenal luas, Gus Ipul dinilai mampu menjaga stabilitas di Kementerian Sosial hingga akhir masa pemerintahan.
Latar Belakang Penggantian Tri Rismaharini
Sebelumnya, Tri Rismaharini, yang telah menjabat sebagai Menteri Sosial sejak Desember 2020, memilih mundur dari jabatannya untuk fokus dalam kontestasi Pilkada 2024.
Pengunduran dirinya ini memicu kekosongan sementara di posisi Menteri Sosial, yang kemudian diisi oleh Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Sosial.
Risma yang sebelumnya dikenal sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode, telah memberikan warna tersendiri selama menjabat sebagai Menteri Sosial.
Namun, pilihannya untuk mengikuti Pilkada 2024 membuat dirinya harus meninggalkan jabatan menteri lebih awal.
Keputusan Risma ini menjadi sorotan publik, mengingat pentingnya peran Menteri Sosial dalam menjalankan program-program kesejahteraan sosial yang langsung menyentuh masyarakat.