Terorisme bukan lagi masalah sederhana, dan dengan berkembangnya teknologi, pola serangan teroris pun ikut berevolusi.
Sosok Eddy dengan latar belakang hukum yang kuat diharapkan bisa memberikan pendekatan yang lebih inovatif dan efektif dalam menangani isu-isu terorisme yang semakin kompleks.
Sebagai Kepala BNPT yang baru, Eddy Hartono akan langsung dihadapkan pada berbagai tantangan.
Pertama, ancaman terorisme domestik yang terus mengintai.
Meskipun beberapa jaringan teroris besar seperti Jemaah Islamiyah (JI) dan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) telah berhasil diredam, sel-sel teroris kecil yang independen masih menjadi ancaman serius.
Mereka menggunakan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan propaganda dan merekrut anggota baru.
Selain itu, dengan kembalinya sejumlah eks-militan dari Timur Tengah pasca keruntuhan ISIS, Eddy harus memastikan tidak ada celah bagi mereka untuk membangun kembali jaringan teror di Indonesia.
Baca Juga: 5 Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini, Kemudahan Perpanjang SIM dengan Layanan Mobil Keliling
Keamanan di berbagai tempat strategis, terutama yang sering menjadi target seperti rumah ibadah, pusat perbelanjaan, dan kantor pemerintahan, tentu perlu diperketat lagi.
Publik berharap agar Eddy bisa mengambil langkah-langkah yang lebih berani dan progresif.
Terorisme adalah isu yang terus berkembang, dan pendekatan yang hanya mengandalkan penegakan hukum konvensional mungkin tidak cukup.
Dunia kini sudah berubah, ancaman siber menjadi lebih nyata, dan terorisme pun semakin mengandalkan teknologi.
Eddy harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini.