Asap tebal dari kebakaran juga bisa menjadi masalah besar bagi kesehatan dan lingkungan.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, asap dari karhutla bisa membuat jarak pandang berkurang drastis, udara terasa pengap, dan yang paling berbahaya: meningkatkan risiko penyakit pernapasan.
Bagi kamu yang punya anak kecil atau orang tua di rumah, ancaman ini tentu tidak bisa dianggap remeh.
BMKG juga sudah mengingatkan bahwa kondisi cuaca saat ini berpotensi memperburuk situasi.
Prakirawan cuaca BMKG Supadio, Fitri, mengatakan bahwa sebagian wilayah Kalbar akan mengalami hujan ringan hingga lebat dalam beberapa hari ke depan.
Namun, hujan ini tidak serta-merta bisa menghilangkan ancaman karhutla.
"Sebaran titik panas di Kalbar hingga pukul 16.00 WIB mencapai 2.466 hotspot. Dari total tersebut, 169 titik berada dalam kategori risiko rendah, 2.292 titik dalam kategori menengah, dan satu titik dalam kategori tinggi," ujar Fitri dalam keterangannya.
Jangan salah, pemerintah daerah tidak tinggal diam menghadapi ancaman ini. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan masyarakat setempat terus bergerak cepat memadamkan titik-titik api yang terdeteksi.
Patroli dan pemadaman sudah dilakukan di sejumlah daerah, tapi tentu saja tidak bisa hanya mengandalkan upaya pemerintah saja. Kesadaran masyarakat juga sangat penting untuk membantu mencegah kebakaran hutan lebih luas.
Kita bisa membantu dengan cara yang sangat sederhana. Misalnya, jangan membuang puntung rokok sembarangan, apalagi di dekat lahan kering.
Jika melihat api atau asap di daerah hutan atau lahan kosong, segera laporkan kepada pihak berwenang agar bisa ditangani secepat mungkin.
Meskipun situasi di beberapa wilayah sudah kritis, harapan masih ada. BMKG memprediksi akan ada potensi hujan yang bisa membantu mengurangi titik panas.