Mereka kemudian menutupi pintu keluar ruang sidang, sehingga terjadi desak-desakan.
"Saat itu kondisi ruang sidang penuh dan mereka menutup pintu keluar, berjejer. Kami sebenarnya sudah sepakat dengan ormas itu untuk membuka jalan agar bisa mendapatkan gambar saat SYL keluar," jelas Bodhiya.
Ketika SYL keluar dari ruang sidang, para simpatisan langsung berdesakan keluar, mendorong, dan akhirnya membuat keadaan menjadi rusuh.
Baca Juga: Jihad Lingkungan, Aksi Iklim Inspiratif dari Indonesia untuk Selamatkan Bumi
Banyak wartawan yang terganggu saat menjalankan tugas mereka akibat perilaku para simpatisan SYL tersebut.
Detik-Detik Pengeroyokan
Bodhiya sendiri sempat terjatuh saat mencoba melindungi peralatan liputannya. "Saya sempat terjatuh karena melindungi kamera.
Setelah ada protes dari wartawan, simpatisan melakukan aksi anarkis dan saya menjadi korban pemukulan dari tiga anggota simpatisan SYL," ujarnya.
Meski demikian, Bodhiya menyatakan bahwa ia tidak mengalami luka parah. "Enggak luka parah, karena saat dipukul dan ditendang, saya berhasil menghindar, hanya terkena sedikit saja, tidak sampai luka," tuturnya.
Tanggapan dan Tindakan Lanjut
Polda Metro Jaya menegaskan bahwa mereka akan terus mengusut tuntas kasus ini.
"Kami berkomitmen untuk memberikan keadilan kepada korban dan memastikan bahwa pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal," ujar Kombes Ade.
Kasus pengeroyokan ini menambah daftar panjang insiden kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia.