HUKAMANEWS - Ketika bumi bergetar, nyawa dan harta benda berada dalam taruhan.
Tak terkecuali yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada malam yang gelap, Sabtu (27/4/2024), ketika gempa bumi magnitudo 6,2 mengguncang daerah tersebut.
Kejadian ini bukan hanya sekedar getaran bumi biasa, namun telah membawa kerusakan signifikan pada infrastruktur dan kehidupan masyarakat.
Baca Juga: Turun Harga! Daftar Harga Gas Elpiji Terbaru Ukuran 5,5 Kg dan 12 Kg Berlaku 1 Mei
Menurut laporan terkini dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dampak gempa ini terasa luas, merusak fasilitas publik seperti tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas kesehatan.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menekankan bahwa kejadian ini tidak hanya berdampak fisik tetapi juga psikologis bagi warga yang terkena dampak.
Dari data yang diterima, terdapat kerusakan pada 27 unit rumah di mana empat di antaranya mengalami kerusakan berat.
Kecemasan dan kekhawatiran menggelayut di benak para korban yang rumahnya kini tidak lagi layak huni.
Di samping itu, laporan dari BNPB juga mencatat bahwa sembilan kabupaten dan satu kota merasakan dampak dari gempa tersebut, dengan kerusakan yang meluas di beberapa area.
Kerusakan infrastruktur ini membutuhkan respons cepat dari berbagai pihak.
Baca Juga: Pesan Tegas Megawati kepada Para Kader PDIP, Pilkada 2024 dengan Kedisiplinan dan Kejujuran
Pemerintah daerah bersama dengan BNPB dan lembaga-lembaga terkait tengah berupaya keras dalam penanganan pasca bencana, termasuk penilaian kerusakan lebih lanjut dan distribusi bantuan bagi yang terdampak.
Tetapi apa yang bisa dilakukan lebih lanjut untuk mencegah kerusakan serupa di masa depan? Dan bagaimana masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi gempa susulan?
Mari kita menggali lebih dalam tentang dampak gempa di Garut dan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kerugian lebih lanjut.