HUKAMANEWS - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menggandeng Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah dalam upaya bersama menanggulangi krisis kesehatan yang terus mengintai.
Menurut Sekretaris Jenderal Kemenkes, , kerja sama tersebut meliputi berbagai aspek penting seperti pertukaran dan pemanfaatan data, peningkatan kapasitas SDM, penguatan manajemen, serta optimalisasi sarana dan prasarana terkait.
"Pengalaman menghadapi pandemi COVID-19 telah memberikan kita banyak pembelajaran tentang perlunya meningkatkan sektor kesehatan di Indonesia," ungkapnya dalam sebuah siaran pers pada Kamis.
Kunjungan Kapolda NTT dalam Perayaan HUT ke-24 Polícia Nacional De Timor-Leste di Bairopite juga menjadi momentum penting dalam menyoroti kerja sama lintas sektor untuk menghadapi tantangan kesehatan.
Transformasi sistem kesehatan menjadi fokus utama dalam menjawab tantangan ini, di mana Kemenkes berkomitmen pada pilar ketiga Sistem Ketahanan Kesehatan.
Dalam upaya mencapai sistem kesehatan yang lebih tangguh, Kemenkes tidak bekerja sendiri. Mereka menjalin kolaborasi dengan berbagai sektor dan mitra, termasuk organisasi masyarakat seperti PP Muhammadiyah.
Sekjen Kunta juga menegaskan pentingnya sosialisasi dan pembelajaran kepada masyarakat tentang tindakan yang harus diambil sebelum, selama, dan sesudah terjadinya bencana atau krisis kesehatan.
“Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana adalah kunci utama. Mereka harus tahu langkah-langkah yang tepat untuk dilakukan, bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memberikan pemahaman dan kesiapan yang benar,” tambahnya.
Dalam konteks penanganan krisis atau bencana, rumah sakit memiliki peran yang sangat vital dalam mengurangi dampak buruknya terhadap kesehatan masyarakat.
Baca Juga: BONGKAR Ketentuan Pajak THR Lebaran 2024, Begini Cara Menghitungnya!
Karenanya, konsep rumah sakit aman bencana menjadi hal yang krusial.
Rumah sakit yang aman tidak hanya terkait dengan infrastruktur fisik yang tangguh, tetapi juga kemampuan SDM dan manajemen yang handal dalam mengelola situasi darurat.
“Saat bencana melanda, rumah sakit harus tetap berfungsi dengan baik. Mereka harus siap menerima dan merawat pasien dengan optimal,” ungkap Sekjen Kunta.