HUKAMANEWS – Dalam sebuah episode yang menegangkan dalam sejarah pemilihan umum Indonesia, terjadi kesalahan signifikan dalam proses rekapitulasi penghitungan suara untuk PDI Perjuangan dan Partai Golkar di Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Seoul, Korea Selatan.
Insiden ini terungkap dalam rapat pleno rekapitulasi hasil perolehan suara luar negeri yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, menyoroti pentingnya akurasi dan transparansi dalam proses demokrasi.
Permasalahan bermula ketika Harli Muin, saksi dari PDI Perjuangan, menemukan adanya diskrepansi antara data yang tercatat di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dan formulir C.Hasil Plano untuk TPS 016 Seoul.
Baca Juga: Reformasi Ambang Batas Parlemen oleh MK, Langkah Menuju Pemilu Lebih Demokratis di 2029
Kekeliruan input data menunjukkan suara yang seharusnya dikreditkan kepada PDI Perjuangan malah tertulis untuk Partai Golkar, dan sebaliknya.
Kejadian ini memicu pertanyaan serius tentang integritas proses penghitungan suara, dengan Harli Muin mempertanyakan apakah kesalahan tersebut merupakan hasil dari kelalaian sistem atau tindakan sengaja.
Dalam penjelasannya, Rinda, pengampu divisi teknis PPLN Seoul, mengakui adanya kesalahan penempatan suara antara dua partai tersebut setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap formulir yang ada.
Pengakuan ini membawa angin segar sekaligus kekhawatiran.
Di satu sisi, keberadaan Sirekap sebagai alat bantu terbukti mampu mengungkap kesalahan yang mungkin terlewatkan.
Di sisi lain, insiden ini menggarisbawahi kerentanan sistem pemilihan terhadap kesalahan manusia atau teknis yang dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap hasil pemilihan.
Yulianto Sudrajat, anggota KPU RI, menegaskan pentingnya pencocokan data manual dengan Sirekap untuk memastikan keakuratan hasil.
Kesalahan di TPS 016 Seoul, meskipun tampaknya terisolasi, telah memicu kebutuhan rekapitulasi ulang untuk suara PDIP dan Partai Golkar di wilayah tersebut.
Rahmat Bagja, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, juga menekankan pentingnya memastikan bahwa kesalahan serupa tidak terjadi di tempat lain.