Insiden Penghitungan Suara di Seoul, Suara PDIP dan Golkar Tertukar, Proses Rekapitulasi Ulang Mendesak!

photo author
- Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:00 WIB
Insiden pertukaran suara PDIP dan Golkar di Seoul menimbulkan kehebohan. (Tangkapan layar Youtube / HukamaNews.com)
Insiden pertukaran suara PDIP dan Golkar di Seoul menimbulkan kehebohan. (Tangkapan layar Youtube / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS – Dalam sebuah episode yang menegangkan dalam sejarah pemilihan umum Indonesia, terjadi kesalahan signifikan dalam proses rekapitulasi penghitungan suara untuk PDI Perjuangan dan Partai Golkar di Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Seoul, Korea Selatan.

Insiden ini terungkap dalam rapat pleno rekapitulasi hasil perolehan suara luar negeri yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, menyoroti pentingnya akurasi dan transparansi dalam proses demokrasi.

Permasalahan bermula ketika Harli Muin, saksi dari PDI Perjuangan, menemukan adanya diskrepansi antara data yang tercatat di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dan formulir C.Hasil Plano untuk TPS 016 Seoul.

Baca Juga: Reformasi Ambang Batas Parlemen oleh MK, Langkah Menuju Pemilu Lebih Demokratis di 2029

Kekeliruan input data menunjukkan suara yang seharusnya dikreditkan kepada PDI Perjuangan malah tertulis untuk Partai Golkar, dan sebaliknya.

Kejadian ini memicu pertanyaan serius tentang integritas proses penghitungan suara, dengan Harli Muin mempertanyakan apakah kesalahan tersebut merupakan hasil dari kelalaian sistem atau tindakan sengaja.

Dalam penjelasannya, Rinda, pengampu divisi teknis PPLN Seoul, mengakui adanya kesalahan penempatan suara antara dua partai tersebut setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap formulir yang ada.

Baca Juga: Putusan MK Soal Jabatan Jaksa Agung Dilarang Pengurus Parpol, Langkah Maju Menuju Profesionalisme dan Transparansi

Pengakuan ini membawa angin segar sekaligus kekhawatiran.

Di satu sisi, keberadaan Sirekap sebagai alat bantu terbukti mampu mengungkap kesalahan yang mungkin terlewatkan.

Di sisi lain, insiden ini menggarisbawahi kerentanan sistem pemilihan terhadap kesalahan manusia atau teknis yang dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap hasil pemilihan.

Yulianto Sudrajat, anggota KPU RI, menegaskan pentingnya pencocokan data manual dengan Sirekap untuk memastikan keakuratan hasil.

Baca Juga: MK Tidak Menghapus Ambang Batas Parlemen, Tetapi Meminta Perubahan Yang Lebih Rasional, Apa Implikasinya Untuk Pemilu Mendatang?

Kesalahan di TPS 016 Seoul, meskipun tampaknya terisolasi, telah memicu kebutuhan rekapitulasi ulang untuk suara PDIP dan Partai Golkar di wilayah tersebut.

Rahmat Bagja, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, juga menekankan pentingnya memastikan bahwa kesalahan serupa tidak terjadi di tempat lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon Swadjiwa

Sumber: Antara News

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X