Dalam pandangannya, debat dengan intensitas menyerang gagasan masih dapat diterima, karena yang diserang adalah gagasan tersebut.
Dengan demikian, penting bagi calon presiden untuk memahami preferensi generasi muda dalam hal gaya komunikasi.
Memadukan intensitas dan dinamika dalam debat, tanpa melupakan kesantunan, mungkin menjadi kunci untuk mencapai resonansi yang lebih besar di kalangan pemilih muda.
Seiring dengan semakin meningkatnya peran digital dalam komunikasi, calon presiden perlu mempertimbangkan strategi yang dapat mencapai generasi muda di dunia digital, di mana opini dan informasi tersebar dengan cepat.
Sebagai pelaku politik, pemahaman mendalam terhadap preferensi dan ekspektasi generasi muda dalam konteks komunikasi dapat menjadi nilai tambah yang signifikan dalam meraih dukungan pada Pemilihan Umum 2024.***