Dalam pandangannya, debat dengan intensitas menyerang gagasan masih dapat diterima, karena yang diserang adalah gagasan tersebut.
Dengan demikian, penting bagi calon presiden untuk memahami preferensi generasi muda dalam hal gaya komunikasi.
Memadukan intensitas dan dinamika dalam debat, tanpa melupakan kesantunan, mungkin menjadi kunci untuk mencapai resonansi yang lebih besar di kalangan pemilih muda.
Seiring dengan semakin meningkatnya peran digital dalam komunikasi, calon presiden perlu mempertimbangkan strategi yang dapat mencapai generasi muda di dunia digital, di mana opini dan informasi tersebar dengan cepat.
Sebagai pelaku politik, pemahaman mendalam terhadap preferensi dan ekspektasi generasi muda dalam konteks komunikasi dapat menjadi nilai tambah yang signifikan dalam meraih dukungan pada Pemilihan Umum 2024.***
Artikel Terkait
Ciptakan Momen Unik Jelang Debat Capres 2024, Pendukung Prabowo-Gibran Tiba dengan Suasana Hening Tanpa Yel-Yel
Pemetaan dan Pengamanan Debat Capres Pemilu 2024, Kepolisian Metro Jakarta Pusat Pastikan Keamanan dengan 3.101 Personel
Sikap Tegas Prabowo Terhadap Kritik Terkait Data Pertahanan, Nusron Wahid Bersyukur Tak Diungkap di Debat Capres Pemilu 2024 Semalam
Dinilai Jeblok oleh Anies dan Ganjar Saat Debat Capres Ketiga, Ini Deretan Prestasi Prabowo yang Bikin Melongo!
Debat Capres Pemilu 2024, Data Pertahanan Tak Boleh Dibuka Transparan, Presiden Jokowi: Enggak Bisa Kayak Toko Kelontong
Debat Capres untuk Mencari Pemimpin Terbaik, Bukan Memilih Kandidat Berwatak Sengkuni
Anies Ngaku Terkejut Jokowi Ikut Mengomentari Debat Capres, Lalu Bilang Begini