Debat Capres 2024, Gaya Keren Selera Generasi Muda, Pengamat dari UI Bongkar Cara Calon Presiden Berkomunikasi

photo author
- Rabu, 10 Januari 2024 | 20:40 WIB
Gaya komunikasi calon presiden dalam debat pemilu 2024 mempengaruhi generasi muda
Gaya komunikasi calon presiden dalam debat pemilu 2024 mempengaruhi generasi muda

HUKAMA NEWS - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, memberikan pandangan menarik terkait gaya komunikasi para calon presiden dalam Debat Pemilihan Presiden dan dampaknya terhadap generasi muda, khususnya dalam menentukan pilihan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Debat Capres, sebagai ajang untuk memperdebatkan ide dan gagasan antar kandidat, diyakini memiliki daya tarik khusus bagi generasi muda di kelompok perkotaan.

Menurut Firman, generasi muda perkotaan cenderung terbiasa berbeda pendapat dan menyelesaikan masalah melalui perdebatan.

Baca Juga: Dinilai Tak Ada Rasa Hormat dan Moral, Saat Jokowi Pilih Kunjungan ke Asean, Dibandingkan Hadiri HUT PDI Perjuangan

Debat dianggap sebagai hal yang menarik bagi mereka, terutama jika gaya berdebat kandidat mampu memancing persilangan pendapat dan mengungkapkan gagasan dengan dinamis.

Firman menilai bahwa gaya berdebat yang menantang pihak lawan untuk mengungkapkan gagasan atau bahkan menimbulkan kontroversi lebih disukai oleh generasi muda.

"Gaya berdebat yang lebih memancing pihak lain untuk bisa lebih mengungkapkan gagasannya atau mungkin menimbulkan kegeraman, menimbulkan kemarahan, ini justru hal yang dinamis seperti itu akan digemari," ungkap Firman yang dikutip HukamaNews.com dari Antara News.

Baca Juga: Keindahan langka kucing bermata biru dalam daftar ras favorit, simak jenis dan mitos yang menyertainya

Penting untuk dicatat bahwa menurut Firman, gaya komunikasi yang intens dan menyerang dalam debat adalah hal yang wajar, selama yang diserang adalah gagasan, bukan personal.

Dia menekankan bahwa generasi muda cenderung lebih menerima gaya komunikasi yang dinamis dan saling beradu gagasan, terutama mereka yang tinggal di perkotaan atau memiliki pendidikan tinggi.

Firman membagi generasi muda menjadi dua kelompok utama: kelompok yang cenderung konservatif dan kelompok yang lebih dinamis.

Baca Juga: Anabul Main Cakar dan Gigit? Ini Loh Cara Menjinakkan Kucing Galak dan Penakut, Tips Mudah dan Cepat untuk Pemula

Generasi muda yang terbiasa mengutamakan kekuatan pikiran dalam menyelesaikan masalah diyakini lebih menyukai gaya debat yang dinamis.

Sebaliknya, kelompok yang lebih konservatif mungkin cenderung menyukai debat yang bersifat lebih santun atau lembut.

Namun, Firman menyoroti bahwa debat yang terlalu santun mungkin tidak mampu sepenuhnya mengungkapkan kemampuan atau cara berpikir seorang kandidat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon Swadjiwa

Sumber: ANTARA News

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X