HUKAMANEWS - Situasi politik yang terjadi di Myanmar menimbulkan tantangan integritas, persatuan, dan relevansi ASEAN.
Sejak awal konflik terjadi di awal tahun 2021, Indonesia terus tunjukkan komitmen untuk membantu Myanmar keluar dari krisis.
Menlu Retno Marsudi di berbagai kesempatan menekankan bahwa implementasi Five-Point Consensus (5PC) masih menjadi acuan utama untuk penyelesaian konflik di Myanmar.
Selama Keketuaan Indonesia di ASEAN, lebih dari 265 engagements telah dilakukan dengan hampir seluruh stakeholders di Myanmar.
Diplomasi Indonesia dioptimalkan untuk mendorong kemajuan implementasi 5PC.
"Komitmen Indonesia untuk membantu Myanmar keluar dari krisis goes beyond our chairmanship," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Dalam Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika (KAA), Bandung (8/1/2024), Menlu juga mengangkat isu lain yang juga lekat dengan konflik di Myanmar, isu pengungsi Rohingya.
Demokrasi dan stabilitas di Myanmar akan menjadi kunci untuk penyelesaian isu Rohingya, yang akhir-akhir ini menjadi perhatian publik di Indonesia.
Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan bahwa demokrasi dan stabilitas di Myanmar akan menjadi kunci penyelesaian isu Rohingya agar mereka dapat kembali ke rumah mereka secara bermartabat.
Perpindahan lanjutan pengungsi Rohingya yang seringkali tiba di perairan Indonesia diduga kuat menjadi korban TPPO yang dilakukan oleh jaringan kriminal transnasional.
Untuk itu, upaya menangani pengungsi juga harus dilakukan melalui kerja sama kuat antar negara dengan dukungan dari badan-badan PBB.***