Selain itu, pemerintah juga memperhatikan tenaga non-ASN, termasuk eks Tenaga Honorer Kategori II, dengan menetapkan alokasi formasi PPPK sebanyak 1,6 juta.
Anas menekankan bahwa penataan tenaga dosen, guru, dan tenaga kesehatan bukan hanya soal jumlah, tetapi juga persebaran.
Pemerintah berupaya mewujudkan pemerataan ke seluruh penjuru tanah air.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa RSUD Moewardi Surakarta Punya Laboratorium Stem Cell Punca dan Kidney Center
ASN saat ini dan masa depan diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja, akuntabilitas pemerintah, dan pemerataan kualitas pelayanan publik di seluruh Indonesia, termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Seleksi CASN tahun ini juga fokus untuk menciptakan SDM yang adaptif terhadap teknologi, mendukung transformasi pelayanan publik berbasis digital.
Pemerintah siap merekrut talenta digital yang dibutuhkan untuk menjalankan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Baca Juga: Early Warning System Jalur Kereta Api Sangat Dibutuhkan Atasi Kecelakaan Berulang
Rekrutmen ASN untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga telah disiapkan, dengan visi menciptakan kota dunia baru sebagai smart city yang adaptif dan melayani sepenuh hati.
Dalam upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, pemerintah menggunakan computer assisted test (CAT) secara nasional dalam rekrutmen ASN.
Seleksi kompetensi berbasis online dengan teknologi pengenalan wajah (face recognition) diharapkan dapat mengurangi potensi kecurangan.
Nilai seleksi dapat diakses secara real-time oleh publik, termasuk live score-nya yang disiarkan melalui YouTube.
Anas mengakhiri dengan menegaskan bahwa sistem rekrutmen ini dirancang untuk memastikan birokrasi diisi oleh talenta yang unggul, tanpa adanya titip-titipan atau intervensi pihak manapun.
Pemerintah berkomitmen memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak bangsa untuk berkontribusi dan mengabdi kepada bangsa dan negara.***