HUKAMANEWS.COM - Ketua Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagja Husein menolak metode yang diterapkan pemerintah untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Majelis Adat Sunda akan bergerak ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar menghentikan program tersebut di Jawa Barat.
Meski Kementerian Kesehatan mengklaim penyebaran nyamuk Wolbachia aman namun Majelis tetap menolak nyamuk Wolbachia disebar di Bandung.
"Kemenkes klaim nyamuk Wolbachia dapat menurunkan DBD, tetapi kami tetap khawatir timbul masalah baru dengan potensi penyakit lain," kata Ari, disela diskusi pada Sabtu, (16/12/2023).
Baca Juga: Menikmati Gastronosia di Candi Borobudur, Penikmat Rasakan Sensasi Kuliner Ala Kerajaan Mataram Kuno
Dalam diskusi "Membasmi Hoaks dalam Nyamuk Wolbachia dengan Ilmu" yang diselenggarakan Yayasan Superconnection Inovasi Insani di SMK Nasional, Kota Bandung, ditegaskan Ari, ia khawatir efeknya akan timbul infeksi pada otak manusia.
Hal itu malah semakin memperparah kesehatan warga Bandung dan sekitarnya.
"Demam berdarah ini sudah siklus alam. Kita diajarkan oleh para leluhur kita untuk harmoni dengan alam. Bukan berarti merusak alam, bukan juga merusak sistem kehidupan alamnya," jelas Ari.
Baca Juga: Barang Siapa Merendahkan Orang Bertakwa Maka Ia Termasuk Golongan Perusak Agama
"Biarkan ada nyamuk aegypti demam berdarah, kan sudah ada solusi dengan 3M plus. Itu yang harus kita lakukan. Nanti dengan sendirinya dia akan mati. Karena itu, penggunaan bakteri wolbachia pada nyamuk sudah di luar fitrah," ujarnya.
Sementara itu, Dr. Kun Wardoyo Abyoto ahli Fisika Quantum yang juga pemerhati kesehatan, menuturkan, program penyebaran nyamuk ini dilakukan terus-menerus dan timbul pro kontra di lapangan.
Banyak masyarakat akhirnya khawatir terhadap dampak jangka panjang dari program penyebaran nyamuk ini.
"Maka dari itu, kita ingin menyampaikan ke Pak Menteri, banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Karena dari segala aspek yang ada, kita melihat di sini adanya risiko dan juga ketidakpastian," ujar Kun.