HUKAMANEWS - Tanpa menyebut polemik soal keberadaan nyamuk Wolbachia, ditengah masyarakat kota Semarang sendiri sudah menuai penolakan. Hal ini diutarakan oleh Maya Daru, warga Banyumanik Semarang, yang bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat menyangkut Wolbachia ini.
"Saya bukan Orang Tua Asuh (OTA) Wolbachia, latar belakang pendidikan saya ekonomi, saya selama ini memberikan edukasi kepada warga masyarakat yang melakukan penolakan Wolbachia," terang Maya Daru, warga Banyumanik, Semarang,saat diwawancarai, Sabtu, pada tanggal 25 Agustus 2023
Lebih lanjut, Maya Daru menceritakan dari pengalamannya, beberapa warga di Banyumanik , Semarang, justru terkesan menurutnya lebih banyak memamerkan nyamuk Wolbachia dalam kondisi mati, tidak bisa berkembang hidup.
Hal ini karena masyarakat sendiri masih sangat minim dengan literasi soal Wolbachia ini. Dan dikatakan pihaknya edukasi dari perangkat terkait juga masih minim.
"Ya jujur saja masyarakat kita itu kan sebenarnya pemalas atau tidak mau mencari literasi, dan aparat pun juga sama - sama malas mengedukasi masyarakat. Jadi akhirnya informasi pro kontra berakhir dengan program yg tidak berjalan sesuai harapan,"jelas Maya Daru menambahkan.
Bahkan Maya menambahkan pada waktu pembibitan, terkadang ada warga yg sengaja mematikan nyamuk Wolbachia ini karena masyarakat berpegang nyamuk itu tetap lah vektor penyakit.
"Ada satu warga yang sudah berhasil mengembangbiakan Wolbachia, nyamuknya memang jadi banyak, sepekan lalu. Tapi perkembangan selanjutnya belum terlihat lagi," tutupnya.
Kota Semarang terpilih sebagai salah satu dari 5 Kabupaten/Kota dalam pilot project Penyelenggaraan Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia.
WINGKO SEMARANG atau Wolbachia Ing Kota Semarang merupakan tagline yang Kota Semarang usung dalam upaya pengendalian DBD dengan Teknologi Wolbachia. Kendatipun demikian, masyarakat tetap dihimbau untuk tetap melaksanakan PJN dan PSN di lingkungan rumah secara rutin 2x seminggu.
Baca Juga: Jokowi Teken Pemberhentian Firli Bahuri, Tunjuk Sosok Ini Sebagai Pengganti Ketua KPK Sementara
Proses penyebaran pertama Wolbachia serentak 12 Kelurahan di Kecamatan Tembalang mulai dilakukan pada tanggal 8 September 2023. Menyusul 23 Oktober 2023 di 11 Kelurahan di Kecamatan Banyumanik, serta akan dilaksanakan rilis juga di 16 Kelurahan di Kecamatan Gunungpati pada tanggal 21 November 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Dr.dr.Mochamad Abdul Hakam, Sp.PD, FINASIM, menegaskan dampak dari pelepasan liaran nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia memang belum bisa langsung dirasakan, dampak penurunan kasus baru bisa dirasakan minimal satu tahun setelah proses implementasi selesai. Namun gambaran kasus DBD di Kecamatan Tembalang periode Januari sampai September cenderung mengalami penurunan diangka 51 kasus, dibandingkan tahun 2022 dengan periode yang sama terdapat 98 kasus.