HUKAMANEWS.COM - Di tengah penolakan sebagian pihak agar Indonesia tidak dijadikan kelinci percobaan nyamuk Wolbachia, rupanya warga Yogyakarta sudah "mengenal" nyamuk ini.
Bahkan sudah sejak 10 tahun lalu atau satu dasawarsa, warga Yogyakarta sudah beradaptasi dengan Wolbachia.
Hal ini diungkap Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan, dr. Lana Unwanah.
Mengutip laman fkkmk.ugm.ac.id, Jumat, 24 November 2023, Wolbachia merupakan bakteri alami di serangga dan sekitar 6 dari 10 jenis serangga di dunia termasuk kupu-kupu, lalat buah, dan lebah.
Bakteri Wolbachia juga tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit.
"Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk tersebut sebagai vektor dengue," ujar Lana.
Mekanisme kerja yang utama adalah melalui kompetisi makanan antara virus dan bakteri, dengan sedikitnya makanan yang bisa menghidupi virus, maka virus tidak dapat berkembang biak.
"Tahun 2023 ini tercatat hanya ada 67 kasus Demam Berdarah di Yogyakarta. Ini merupakan angka paling rendah sepanjang sejarah kasus Demam Berdarah di Yogyakarta," ujarnya.
Hal tersebut tak lepas dari upaya yang dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk dengan metode 3M, jumantik, dan intervensi WMP (World Mosquito Program) dari Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM.
Riris Andono Ahmad, MD, MPH, Ph.D selaku Direktur Pusat Kedokteran Tropis mengungkapkan bahwa Wolbachia adalah teknologi yang ramah lingkungan dan sustainable.
"Meskipun dilakukan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di wilayah yang telah ditentukan, hal tersebut tidak akan membuat populasi nyamuk langsung meningkat drastis," tambah dr. Riris.
Totok Pratopo, salah seorang tokoh masyarakat dari wilayah yang digunakan sebagai tempat pelepasan nyamuk ber-Wolbachia menceritakan kembali masa-masa sebelum tahun 2018.
Artikel Terkait
Sudah Tiga Kali Warga Sumurboto Banyumanik Semarang Kembangkan Bibit Nyamuk Wolbachia
Kontroversi Nyamuk Wolbachia, Disebut Hasil Rekayasa Genetika Hingga Senjata Pemusnah Manusia, Begini Respons Kemenkes
Hati-hati, Profesor Entomologi Jason Rasgon Pernah Ingatkan Nyamuk Wolbachia Justru Meningkatkan Patogen Pada Nyamuk
Tanpa Sosialisasi Maksimal, IDI Semarang Sebut Masyarakat Tidak Akan Paham Soal Nyamuk Wolbachia
Sesungguhnya Inilah yang Terjadi Saat Kita Digigit NYAMUK WOLBACHIA