Ramai Tolak Nyamuk Wolbachia, Warga Yogyakarta Malah Sudah Satu Dasawarsa Hidup dengan Wolbachia

photo author
- Jumat, 24 November 2023 | 22:35 WIB
Nyamuk Wolbachia sudah 'hidup' dengan warga Yogyakarta (instagram)
Nyamuk Wolbachia sudah 'hidup' dengan warga Yogyakarta (instagram)

HUKAMANEWS.COM - Di tengah penolakan sebagian pihak agar Indonesia tidak dijadikan kelinci percobaan nyamuk Wolbachia, rupanya warga Yogyakarta sudah "mengenal" nyamuk ini.

Bahkan sudah sejak 10 tahun lalu atau satu dasawarsa, warga Yogyakarta sudah beradaptasi dengan Wolbachia.

Hal ini diungkap Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan, dr. Lana Unwanah.

Mengutip laman fkkmk.ugm.ac.id, Jumat, 24 November 2023, Wolbachia merupakan bakteri alami di serangga dan sekitar 6 dari 10 jenis serangga di dunia termasuk kupu-kupu, lalat buah, dan lebah.

Bakteri Wolbachia juga tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit.

Baca Juga: Pencekalan Terhadap Ketua KPK Firli Bahuri, Langkah Tegas dalam Kasus Pemerasan yang Menjadi Sorotan masyarakat

"Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk tersebut sebagai vektor dengue," ujar Lana.

Mekanisme kerja yang utama adalah melalui kompetisi makanan antara virus dan bakteri, dengan sedikitnya makanan yang bisa menghidupi virus, maka virus tidak dapat berkembang biak.

"Tahun 2023 ini tercatat hanya ada 67 kasus Demam Berdarah di Yogyakarta. Ini merupakan angka paling rendah sepanjang sejarah kasus Demam Berdarah di Yogyakarta," ujarnya.

Hal tersebut tak lepas dari upaya yang dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk dengan metode 3M, jumantik, dan intervensi WMP (World Mosquito Program) dari Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM.

Baca Juga: Penyidikan Kasus Dugaan Pemerasan dengan Tersangka Ketua KPK Firli Bahuri, Tim Penyidik Bersiap Menuju Pemeriksaan Senin Mendatang

Riris Andono Ahmad, MD, MPH, Ph.D selaku Direktur Pusat Kedokteran Tropis mengungkapkan bahwa Wolbachia adalah teknologi yang ramah lingkungan dan sustainable.

"Meskipun dilakukan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di wilayah yang telah ditentukan, hal tersebut tidak akan membuat populasi nyamuk langsung meningkat drastis," tambah dr. Riris.

Totok Pratopo, salah seorang tokoh masyarakat dari wilayah yang digunakan sebagai tempat pelepasan nyamuk ber-Wolbachia menceritakan kembali masa-masa sebelum tahun 2018.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: UGM

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X