Indra mengakui bahwa penggunaan bioteknologi Wolbachia memiliki tujuan baik, terutama mengingat tingginya kasus DBD di Bali, khususnya di Kota Denpasar.
Namun, dia juga menyoroti kurangnya kajian komprehensif terkait penggunaan Wolbachia ini, terutama dalam menjawab pertanyaan kritis masyarakat.
"Cuma masalahnya, penggunaan Wolbachia ini belum ada kajian yang komprehensif, terutama berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat apakah nanti DBD berkurang, tetapi tidak menimbulkan penyakit yang lain? Ini penting harus dijawab," ujarnya.
Indra menegaskan bahwa ilmu pengetahuan harus menjadi landasan dalam menanggapi isu ini, dan pemerintah meyakini bahwa jawaban-jawaban ilmiah akan menentukan kebijakan yang diambil.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang melakukan kajian ilmiah untuk menilai seberapa efektif penggunaan Wolbachia dalam menurunkan kasus DBD dan sejauh mana dapat memastikan tidak timbulnya penyakit lain.
Proses kajian ini sedang berlangsung, dan Pj Gubernur Bali meminta masyarakat untuk menunggu hasilnya.
Dewa Made Indra mengapresiasi sikap kritis masyarakat Bali, menganggapnya sebagai pertanyaan penting terkait perlindungan masyarakat.
"Jadi semuanya kami sikapi dengan positif. Menggunakan Wolbachia untuk menekan DBD itu sesuatu yang positif. Pertanyaan masyarakat apakah tidak menimbulkan penyakit lain itu juga hal yang positif. Jadi semuanya harus dilihat dari perspektif yang positif. Mari kita tunggu hasil kajian," tutup Dewa Indra. ***