Skema yang disorot adalah pengadaan iklan yang diduga sarat rekayasa, dengan penggunaan dana nonbudgeter sebagai sumber pembiayaan. KPK memperkirakan kerugian negara akibat praktik ini mencapai Rp 222 miliar—angka yang nyaris setara dengan satu kali napas APBD untuk sektor publik tertentu.
Kasus ini menambah daftar panjang soal BUMD yang berubah fungsi. Dari mesin pelayanan publik menjadi ladang permainan anggaran. Dari instrumen pembangunan daerah menjadi celengan politik yang samar pengawasannya.
Bagi Ridwan Kamil, penyelidikan ini jelas menjadi ujian reputasi. Selama menjabat, ia dikenal dengan citra bersih dan komunikasi publik yang rapi. Kini, penyidik KPK justru menguliti lapisan-lapisan di balik korporasi daerah yang selama ini disebut berada di luar kendali gubernur.***
Artikel Terkait
Surat Panggilan Sudah Sepekan, Ridwan Kamil Siap Diperiksa KPK soal Iklan BJB Pekan Ini
KPK Bongkar Bukti Baru, Aset Mewah Ridwan Kamil Diduga Tak Dibeli Pakai Uang Pribadi, Penyidikan Bank BJB Memanas
Bukan Soal Uang, Ini Fakta Lengkap dari PA Bandung Gugatan Cerai Atalia Praratya ke Ridwan Kamil yang Jadi Sorotan Publik
Atalia Praratya Buka Suara, Isu Lisa Mariana Akhirnya Diluruskan di Tengah Gugatan Cerai Ridwan Kamil
KPK Buka Peluang Panggil Atalia Praratya, Jejak Aset Dugaan Korupsi Iklan Bank Jabar Kian Disorot