Di sisi lain, bagi masyarakat Aceh, kecepatan pemulihan listrik bukan hanya soal kenyamanan, tetapi menyangkut aktivitas ekonomi, layanan kesehatan, serta kebutuhan komunikasi keluarga di lokasi pengungsian.
Di media sosial, dukungan warganet terhadap petugas lapangan PLN dan TNI cukup deras. Banyak yang meminta agar pemerintah memberikan perhatian khusus kepada petugas yang bekerja di tengah medan ekstrem.
Komentar publik umumnya menilai percepatan pemulihan listrik sebagai bukti kesiapsiagaan energi nasional serta keseriusan pemerintah memastikan hak dasar warga tetap terpenuhi di tengah bencana.
Jika tidak ada kendala cuaca ekstrem, PLN menargetkan Aceh kembali terang pada Jumat (5/12) sehingga roda pemulihan masyarakat bisa kembali bergerak.
Langkah kolaboratif seperti ini menunjukkan bahwa penanganan bencana membutuhkan lebih dari sekadar kesiapan armada, dibutuhkan koordinasi lintas lembaga dan kehadiran negara secara nyata di lapangan.
Model kerja seperti ini diharapkan dapat direplikasi untuk berbagai kondisi darurat lain di masa depan sebagai bagian dari fondasi ketahanan energi Indonesia.***
Artikel Terkait
Mahfud MD Soroti Rentetan Bencana di Sumatera: Dugaan Izin Tambang Bermasalah & Pentingnya Anti-SLAPP
Terbongkar! Modus Illegal Logging yang Disembunyikan Bertahun-Tahun, Diduga Jadi Biang Banjir Bandang Sumatera
Sumatera Jadi 'Korban Baru' Industri Tambang? 1.900 Izin Kuasai Jutaan Hektare, Warga Resah Ekosistem Terancam, Sungai Mengering, Banjir Meluas
Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan
Banjir Bertubi di Sumatera, Pemerintah Wacanakan Balikkan Lahan Sawit ke Hutan, Realistis atau Janji Biasa?