Sensor fatigue pada armada bus jarak jauh.
Wajib dua sopir dalam perjalanan lebih dari 250 km.
Rest area yang lebih memadai dan mudah diakses.
Penerapan sistem early warning saat sopir melewati kecepatan tertentu.
Jika poin-poin ini diterapkan secara disiplin, kecelakaan beruntun seperti yang terjadi di KM 72 dapat berkurang secara signifikan.
Tragedi di Tol Cipali KM 72 menjadi pengingat keras bahwa keselamatan jalan raya bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga kedisiplinan manusia.
Sopir, perusahaan otobus, dan pengguna jalan harus sama-sama memahami bahwa perjalanan jarak jauh tidak boleh dipaksakan tanpa istirahat.
Semoga kejadian ini menjadi momentum evaluasi besar bagi industri transportasi dan pengelola jalan tol agar insiden serupa tidak berulang.***
Artikel Terkait
Tak Hanya Diogo Jota, Sang Adik Andre Silva Turut Tewas dalam Kecelakaan Mobil yang Sebabkan Mobil Terbakar
Baru Menikah, Baru Menangkan Nations League, Baru Menangkan Premier League, Siapa Sangka Diogo Jota Tewas Mengenaskan dalam Kecelakaan Mobil
Cristiano Ronaldo Tak Percaya Rekannya Diogo Jota Tewas dalam Kecelakaan Mobil, Tidak Masuk Akal, Baru Saja Kita di Tim Nasional
Kronologi Kecelakaan Bus Rombongan Nakes RSBS Jember di Bromo, 8 Nyawa Melayang, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan dengan Teknologi TAA
Nadya Almira Buka Suara Soal Tudingan Tabrak Lari, Ungkap Kronologi Kecelakaan 12 Tahun Lalu