Cuaca Jadi Tantangan, Operasi Tim SAR Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Cilacap Hari Ini, Alat Berat Ditambah

Cuaca masih menjadi variabel paling tidak terduga dalam operasi ini.

Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan ringan hingga sedang diprediksi terus mengguyur Majenang hingga Minggu.

Topografi cekungan yang menjadi karakter wilayah tersebut membuat tanah lebih mudah jenuh air, sehingga potensi longsor susulan meningkat signifikan saat hujan turun lebih dari satu jam.

BNPB juga memprioritaskan penanganan tanggap darurat dengan memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.

Bantuan berupa tenda, matras, makanan siap saji, hingga selimut disalurkan agar warga yang mengungsi dapat bertahan di tengah cuaca dingin dan rentetan hujan yang tak menentu.

Dari pemantauan di lapangan, beberapa warga mengaku trauma karena suara gemuruh tanah longsor masih teringat kuat.

Baca Juga: Hujan Deras Paksa Operasi SAR Cibeunying Terhenti, 20 Korban Masih Hilang di Tengah Tanah Bergerak

Banyak yang memilih tetap berada di lokasi pengungsian meski sebagian rumah mereka tidak rusak total, karena kekhawatiran akan longsor susulan terus membayangi.

Diskusi publik di media sosial pun ramai, dengan banyak netizen menyoroti pentingnya sistem peringatan dini yang lebih responsif di wilayah rawan bencana seperti Majenang.

Para relawan, termasuk dari unsur komunitas lokal Jawa Tengah, juga turut membantu mengatur logistik dan distribusi bantuan.

Mereka menilai bencana longsor di Cilacap kali ini menjadi pengingat bahwa mitigasi harus diperkuat mulai dari edukasi warga hingga penataan tata ruang yang lebih adaptif terhadap curah hujan ekstrem.

Operasi pencarian korban longsor Cilacap masih terus menjadi prioritas utama pemerintah hingga seluruh korban ditemukan.

Cuaca yang dinamis membuat proses berlangsung penuh kehati-hatian agar keselamatan tim tetap terjaga.

Masyarakat diimbau tetap waspada dan melakukan evakuasi mandiri jika hujan deras berlangsung lebih dari satu jam demi mencegah risiko bencana susulan.***