HUKAMANEWS – Pemerintah berencana memberikan subsidi public service obligation (PSO) untuk Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).
Langkah ini dinilai sebagai strategi cerdas untuk menekan harga tiket sekaligus mendorong lonjakan jumlah penumpang.
Rencana penerapan PSO untuk Whoosh menjadi sinyal kuat bahwa proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini mulai diarahkan bukan sekadar sebagai proyek komersial, tetapi juga sebagai layanan publik strategis yang inklusif dan berdampak sosial luas.
Menurut Associate Director BUMN Research Group LM FEB UI, Toto Pranoto, kebijakan ini akan membantu menurunkan tarif tiket yang selama ini berada di kisaran Rp300.000–Rp350.000 menjadi di bawah Rp250.000.
Baca Juga: Bobby vs Toto: Diplomasi Gemas ala Prabowo dan Albanese yang Curi Hati Publik
Harga yang lebih terjangkau diyakini dapat menarik lebih banyak masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik cepat dan efisien.
“Kalau tarif bisa lebih rendah, penumpang akan bertambah signifikan. Ini penting agar proyek Whoosh tidak bergantung semata pada subsidi, tapi benar-benar hidup dari peningkatan jumlah pengguna,” ujar Toto dalam dialog Investor Daily Talk Beritasatu TV, Rabu (12/11/2025).
PSO: Langkah Inklusif dan Berkelanjutan
Kebijakan subsidi PSO Whoosh sejalan dengan arah baru pemerintah dalam melihat proyek infrastruktur besar, bukan hanya sebagai investasi ekonomi, tapi juga sosial.
Pemerintah ingin memastikan bahwa masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi dapat menikmati manfaat dari transportasi modern berkecepatan tinggi.
Baca Juga: VIRAL Sosok Kontroversial Gus Elham dan Batas Tipis antara Dakwah dan Krisis Etika
Toto menambahkan, keberadaan PSO akan membuat Whoosh lebih berkelanjutan dan inklusif, terutama dalam mendukung pertumbuhan kawasan-kawasan penyangga di sepanjang jalur Jakarta–Bandung.
“PSO membuat proyek ini lebih inklusif dan berkelanjutan. Artinya, Whoosh bisa memberikan manfaat nyata, tidak hanya bagi penumpang, tapi juga bagi pertumbuhan kawasan di sepanjang rutenya,” tuturnya.
Kawasan transit seperti Padalarang, Tegalluar, dan Karawang diprediksi akan ikut tumbuh sebagai zona ekonomi baru dengan meningkatnya konektivitas dan mobilitas masyarakat.
Hal ini juga membuka peluang bagi sektor properti, pariwisata, serta UMKM di sekitar stasiun Whoosh untuk berkembang.
Artikel Terkait
Dibalik Panggilan Presiden Prabowo Terhadap Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Rahasia di Balik Polemik Kereta Cepat Whoosh!
Dukung Pariwisata, Presiden Prabowo Minta Whoosh Tembus Banyuwangi, Bupati Ipuk Langsung Merespons!
Siap-Siap Kejutan! Pemerintah Pertimbangkan PSO untuk Whoosh, Tarif Murah di Depan Mata tapi Risiko APBN Jadi Sorotan
Kok Bisa? Tanah Negara Dijual Lagi untuk Proyek Whoosh, KPK Temukan Modus Janggal yang Bikin Publik Geram
ICW Desak Pemerintah Ungkap Kajian Awal Proyek Kereta Cepat Whoosh di Tengah Polemik Utang Rp116 Triliun