Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Jadi Alarm Nasional, Menko PMK: Ini Bencana Terbesar 2025!

photo author
- Minggu, 12 Oktober 2025 | 17:04 WIB
Petugas SAR membawa jenazah korban runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (HukamaNews.com / BNPB)
Petugas SAR membawa jenazah korban runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (HukamaNews.com / BNPB)

HUKAMANEWSSidoarjo, Jawa Timur,Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya Musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo kembali bertambah.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah berhasil mengidentifikasi 50 jenazah, sementara 11 lainnya masih dalam proses.

Tragedi yang terjadi pada Sabtu malam pekan lalu itu menjadi sorotan nasional, bukan hanya karena tingginya jumlah korban jiwa, tapi juga karena dugaan adanya kegagalan struktur bangunan empat lantai yang menjadi penyebab utama runtuhnya musala.

Baca Juga: 18 Guru Besar Lawan Pasal ‘Karet’ Tipikor, Desak MK Batasi Tafsir yang Bisa Jerat Orang Tak Bersalah!

Tim DVI Terus Lakukan Identifikasi Korban

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, hingga Jumat (10/10), tim DVI Polri telah mengidentifikasi 50 jenazah.

“Data hasil identifikasi sampai hari Jumat sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Minggu (12/10).

Namun, proses identifikasi belum tuntas sepenuhnya. Masih ada 11 jenazah dan lima potongan tubuh manusia yang sedang diproses oleh tim DVI Polda Jawa Timur di RS Bhayangkara Surabaya.

Setelah identifikasi selesai, semua jenazah akan dikembalikan kepada keluarga korban untuk dimakamkan secara layak.

“Pihak keluarga korban lainnya masih menunggu hasil identifikasi dari tim DVI. Kami berupaya agar seluruh proses berjalan secepat dan seakurat mungkin,” tambah Abdul.

Baca Juga: Polemik Dana APBN untuk Membangun Ulang Ponpes Al-Khoziny: Antara Kemanusiaan dan Akuntabilitas

Insiden ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny kini masuk kategori bencana non-alam akibat kegagalan teknologi dengan jumlah korban meninggal terbanyak sepanjang tahun 2025, menurut pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.

Dalam rapat tingkat menteri pada Jumat (10/10), Pratikno menyebut peristiwa ini menjadi alarm nasional bagi keselamatan infrastruktur pendidikan.

“Ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny adalah bencana non-alam, kegagalan teknologi dengan korban terbanyak sepanjang 2025. Ini harus menjadi perhatian dan pelajaran bersama agar tak terulang lagi,” tegas Pratikno.

Pemerintah disebut telah menemukan adanya kegagalan pada struktur penyangga bangunan, yang jauh dari standar keamanan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: BNPB

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X