“Ini bukan sekadar soal olahraga, tapi tentang kemanusiaan. Dunia akademik harus berdiri di sisi yang benar,” ujar seorang dosen hubungan internasional dari Bandung yang ikut mengapresiasi sikap tersebut.
Keputusan menolak partisipasi atlet Israel memang berpotensi menuai tekanan internasional, terutama dari federasi olahraga global.
Namun, Indonesia memiliki rekam jejak panjang dalam menempatkan prinsip kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari politik luar negeri.
Sebelumnya, Indonesia juga pernah membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 2023 setelah muncul penolakan terhadap keikutsertaan tim Israel.
Langkah serupa menunjukkan konsistensi diplomasi moral Indonesia di mata dunia.
Bagi banyak pihak, ini menjadi pesan bahwa solidaritas terhadap Palestina bukan retorika kosong, melainkan prinsip yang terus dijaga dari ruang politik hingga arena olahraga.
Dukungan Forum Rektor Muhammadiyah menegaskan bahwa dunia akademik Indonesia berdiri bersama pemerintah dalam menolak segala bentuk normalisasi dengan Israel selama kekerasan terhadap Palestina masih berlangsung.
Langkah ini dinilai selaras dengan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia yang menolak penjajahan dalam bentuk apa pun.
Di tengah dinamika geopolitik global, sikap tegas ini memperlihatkan bahwa Indonesia tetap konsisten memperjuangkan keadilan, kemanusiaan, dan solidaritas dunia.***
Artikel Terkait
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Apresiasi Menlu Sugiono yang Terus Berdiplomasi Bela Palestina, dari Upaya Kekejaman yang Dilakukan Zionis
Ribuan Warga Padati Monas dalam Aksi Bela Palestina, Pemerintah RI Tegaskan Komitmen Perjuangkan Gaza
Israel Terus Gencar Serang Warga Palestina, Kali Ini Serbuan Diarahkan ke Kota Ramallah di Tepi Barat, 14 Orang Terluka
Presiden Prabowo Tegaskan Pengakuan Palestina Adalah Sisi Sejarah yang Benar, Dunia Diminta Bertindak Cepat
Prabowo Guncang Sidang PBB, Serukan Perdamaian Palestina–Israel dan Komitmen Kirim 20 Ribu Pasukan Penjaga Damai